Menangkan Kasus Hukum dengan Tabloid Inggris, Meghan Markle Dapat Kompensasi Rp 24 Miliar

Indra Kurniawan | 28 Desember 2021 | 08:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - The Duchess of Sussex menerima permintaan maaf dari penerbit Mail On Sunday pada Minggu (26/12) waktu setempat setelah pertarungan hukum selama bertahun-tahun.

Melansir Deadline, Pengadilan Tinggi London memerintahkan sebuah tabloid Inggris untuk mencetak halaman depan permintaan maaf karena melanggar privasi Meghan Markle pada Februari 2019 dengan mencetak bagian dari surat lima halaman kepada ayahnya setelah pernikahannya dengan Pangeran Harry pada 2018.

“The Duchess of Sussex memenangkan kasus hukumnya untuk pelanggaran hak cipta terhadap Associated Newspapers untuk artikel yang diterbitkan di The Mail on Sunday dan diposting di Mail Online,” demikian bunyi pemberitahuan halaman depan Sunday.

“Menyusul sidang pada 19-20 Januari 2021, dan sidang lanjutan pada 5 Mei 2021, Pengadilan telah memberikan putusan kepada Duchess of Sussex atas klaimnya atas pelanggaran hak cipta.  Pengadilan menemukan bahwa Associated Newspapers melanggar hak cipta dengan menerbitkan kutipan surat tulisan tangannya (Meghan) kepada ayahnya di The Mail on Sunday dan di Mail Online.  Solusi finansial telah disepakati," lanjutnya.

Pengadilan Tinggi memaksa The Mail On Sunday untuk mencetak pemberitahuan yang lebih panjang di dalam surat kabar di bawah judul "The Duchess Of Sussex" yang merinci kesalahan hukum mereka. Selain itu, Pengadilan memerintahkan permintaan maaf dicetak di beranda MailOnline "untuk jangka waktu satu minggu" dengan hyperlink yang lengkap.

Bersamaan dengan berbagai permintaan maaf tercetak, Meghan Markle juga akan diberi kompensasi hampir 1,7 juta Dolar AS atau setara Rp 24 miliar, 90 persen dari biaya hukumnya melawan penerbit Inggris.

Tak lama setelah putusan 2 Desember, Markle menyatakan, "Ini kemenangan bukan hanya bagi saya, tetapi bagi siapa saja yang pernah merasa takut untuk membela apa yang benar." 

Ia menambahkan, “Meskipun kemenangan ini adalah preseden, yang terpenting adalah kita sekarang secara kolektif cukup berani untuk membentuk kembali industri tabloid yang mengkondisikan orang untuk menjadi kejam, dan mengambil untung dari kebohongan dan rasa sakit yang mereka buat." 

Penulis : Indra Kurniawan
Editor : Indra Kurniawan