Ketahui Penyebab dan Cara Penyembuhan Trigeminal Neuralgia

Romauli Gultom | 30 September 2018 | 01:53 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Rasa nyeri akibat Trigeminal Neuralgia disebabkan beberapa faktor. Salah satunya proses penuaan yang menyebabkan kerusakan selubung mielin yang berfungsi melindungi saraf.

Hal tersebut dikatakan dr. Heri Aminuddin, SpBS(K), Spesialis Bedah Saraf Brain and Spine Bunda Neuro Center, Jakarta. Trigeminal neuralgia juga dapat terjadi akibat penekanan tumor di saraf trigeminal.

“Tidak menutup kemungkinan trigeminal neuralgia terjadi akibat adanya lesi di otak atau beberapa kondisi kesehatan yang meliputi luka bedah dan stroke,” ujarnya di sela diskusi media di Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta, Kamis (27/9).

Untuk memastikan diagnosis penyakit tersebut, ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan pasien. Mulai dari pemeriksaan neurologis yakni menyentuh bagian wajah dan memastikan dimana rasa sakit berasal.

Lalu, dokter akan menyarankan pasien melakukan pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging) untuk mengetahui ada tidaknya tumor yang menyebabkan trigeminal neuralgia.

Langkah terapi untuk trigeminal neuralgia umumnya dimulai dengan pemberian obat-obatan. Namun pada sebagian orang, terapi ini tidak memberikan hasil yang baik, atau disertai efek samping yang tidak menyenangkan pada pasien.

Selain itu, untuk langkah pembedahan bisa dengan dekompresi mikrovaskular.  Prosedur ini ditujukan untuk memindahkan atau menghilangkan pembuluh darah yang mengalami kontak atau menekan saraf trigeminal, dan mengembalikan fungsi saraf kembali normal.

“Dekompresi mikrovaskular terbukti efektif menghilangkan atau mengurangi rasa sakit yang dialami pasien trigeminal neuralgia,” jelas dr. Heri Aminuddin. Namun teknik ini memiliki beberapa risiko, diantaranya penurunan fungsi mendengar, wjah menjadi kendur, mati rasa pada derah wajah.

Terapi lainnya yang dapat menghilangkan rasa sakit akibat trigeminal neuralgia serta minim risiko adalah dengan radiofrekuensi.

Teknologi radiofrekuensi ablasi merupakan salah satu alternatif terapi yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit dengan minimally invasive tanpa harus rawat inap di rumah sakit.

“Radiofrekuensi ablasi sangat cocok untuk pasien trigeminal neuralgia usia lanjut. Ini pilihan terapi terbaik dibandingkan bedah mikro terkait morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi saat harus dilakukan terapi menggunakan teknik bedah mikro,” jelasnya.

Dibanding pembedahan, radiofrekuensi diklaim sangat aman dan mampu menghilangkan rasa sakit dengan efektivitas terapi yang mampu tahan lama. Untuk sekali terapi, pasien cukup merogoh kocek Rp 18 juta berikut dengan obat-obatan. 

Penulis : Romauli Gultom
Editor : Romauli Gultom