Fenomena Sustainable Fashion, Ini Kata Pemerhati Mode Bayu Pontiagust

Panditio Rayendra | 5 Agustus 2019 | 03:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Gaya busana yang peduli sekaligus ramah lingkungan makin sering terdengar. Kita menyebutnya sustainable fashion. Masalahnya, publik masih mengasosiasikan sustainable fashion dengan belanja baju tanpa pakai kantong plastik. Sesederhana itu. Menyikapi hal ini, pemerhati mode Bayu Pontiagust menyatakan, sustainable fashion memiliki banyak lapisan yang mesti dipahami dan ditindaklanjuti. Bayu Pontiagust menyampaikan hal itu usai peluncuran Gaya Grand Indonesia, sebuah gerakan (mode) untuk peduli lingkungan.


“Orang sering bertanya pada saya lagi sibuk apa? Saya jawab, ‘Sedang mengurus proyek sustainable fashion.’ Mereka menyahut, ‘Oh busana yang enggak boleh terlalu banyak pakai kantong plastik itu, ya?’ Enggak salah juga, sih,” ujar Bayu Pontiagust kepada tabloidbintang.com di Jakarta, pekan ini. Di luar gaya hidup ramah lingkungan minim plastik, Bayu mengingatkan pencinta mode untuk menilik lebih jauh industri mode itu sendiri. Dalam produksi busana hingga sepatu ada asosiasi yang mensertifikasi prosesnya.


“Ada lini busana yang memakai article fashion, natural dye, dan comunity development dengan para artisan, itu juga masuk dalam ekosistem sustainable fashion. Pencinta mode tak ada salahnya mulai memahami hal ini,” Bayu Pontiagust menukas. Dikaitkan dengan Gaya, pergelaran busana ini menggandeng sejumlah desainer yang peduli lingkungan. “Jadi kami mengurasi berdasarkan metode sustainable fashion yang mereka terapkan. Paling tidak lini busana yang bersangkutan sudah mengaplikasikan konsep sustainable. Goal tahap akhirnya adalah zero waste untuk alam kita,” imbuhnya.


Industri mode Indonesia, kata Bayu, masih dalam proses menuju ke sustainable fashion. Jika semangat ini dikembangkan, maka permintaan dan penawaran terhadap industri busana ramah lingkungan akan mapan. Sementara Public Relations Manager Grand Indonesia, Dinia Widodo menjelaskan, pergelaran Gaya bertema “Future Fashion and Sustainable Lifestyle” sejalan dengan kampanye Grand Indonesia tahun ini yakni Be Fantastic with Less Plastic. Pergeralan Gaya dihelat mulai 15 hingga 18 Agustus 2019.


“Dari segi pemakaian plastik memang berhubungan dengan sustainable fashion. Orang beli apa saja sering kali ujungnya menggunakan kantong plastik,” jelas Dinia. Grand Indonesia Jakarta sendiri dikunjungi

2,2 juta orang per bulan. Pencapaian besar ini disertai tanggung jawab besar. “Pekerjaan rumah kami berikutnya mengajak pengunjung menyadari pentingnya sustainable fashion. Mereka juga perlu memahami cerita di balik pembuatan baju, bahan pewarna, air yang dibutuhkan untuk membuat baju mereka, dan seterusnya,” pungkas Dinia.

Penulis : Panditio Rayendra
Editor : Panditio Rayendra