5 Tahun Jadi Korban Kekerasan Emosional oleh Pasangan, Jennifer Darren Tuangkan di Hope

TABLOIDBINTANG.COM - Model sekaligus aktris Jennifer Darren mengalami kekerasan emosional oleh pasangannya. Bukan 1-2 kali, perempuan yang akrab disapa Jeje mengalaminya dalam kurun 5 tahun. Terakhir oleh pasangannya yang bule hingga berujung pada batalnya pernikahan mereka.

Jeje bolak-balik terjebak di dalam hubungan toksik. Adapun tanda-tanda yang dia rasakan dan alami meliputi kekerasan emosional, kontrol yang berlebihan, ketidaksetiaan, dan perasaan tidak nyaman.

"Aku pernah mengalami hubungan toksik. Berapa kali? Tidak bisa dibilang berapa banyak, karena hubungan toksik itu enggak cuma sekali habis itu hilang. Dua tiga kali habis itu udah. Tapi itu berulang kali dan aku mengalaminya selama 5 tahun," kata Jeje ditemui tabloidbintang di acara peluncuran novel Hope karyanya di kawasan Kuningan, Jakarta, akhir pekan lalu. 

"Pasangan aku sebenarnya enggak melakukan kekerasan fisik. Dia lebih ke kekerasan emosional. Ke psikis. Menurut aku kekerasan emosional lebih parah dari kekerasan fisik. Kekerasan emosional yang main itu emosi kita, psikologi kita, sehingga susah banget sembuhnya," tambahnya.

Akibat kekerasan emosional yang dialami, Jeje berada dalam situasi yang membuatnya kurang nyaman hingga kerap mengalami serangan panik dan gangguan kecemasan.

"Sampai sekarang saya masih dalam tahap penyembuhan, masih konseling ke psikolog dan psikiater. Awalnya aku pikir cuma butuh 1-2 kali konseling kelar. Ternyata enggak. Karena belum stabil, dilanjutkan lagi dari November sampai sekarang," beri tahu pelakon Dinda dalam film Ajari Aku Islam. 

Kisah tersebut kemudian dituangkan aktris 31 tahun ke dalam novel yang diberi judul Hope. Berisi 97 halaman, novel yang diterbitkan CV. Aryani Cahaya Perdana itu dikatakan Jeje ditulis berdasarkan kisah nyata dari wanita-wanita di seluruh dunia yang mengalami hubungan toksik.

"Ini based on true story dari semua wanita di seluruh dunia tentang hubungan yang toksik. Aku harapkan buku ini bisa meng-encourage semua wanita di seluruh dunia untuk bisa sadar dan mengetahui value diri mereka sehingga mereka tidak bergantung pada 1 cowok. Mereka benar-benar bisa independent dan menghargai apa yang ada dalam diri mereka," jelas Jeje.