Ekspresi Duka Orang Tua yang Kehilangan Anak untuk Selama-lamanya

Alam Mary | 17 Maret 2024 | 23:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Anak adalah kehidupan. Demikian orang-orang biasa menggambarkan nilai seorang anak. Karena itulah bagi para orang tua, kehilangan anak untuk selama-lamanya akan terasa seperti kehilangan kehidupan. Hampa. Seolah ikut mengalami kematian itu sendiri.

Bagaimana orang tua yang kehilangan mengekspresikan hidup namun bagai mati tersebut, tidak ada bentuk pastinya. Bisa jadi caranya berbeda antara orang tua yang satu dan yang lainnya. Kadang perbedaan itu pun tergantung pada persepsi orang luar yang mencoba memberikan penilaian. Seseorang bisa saja dinilai cepat move on dari kematian anaknya. Padahal yang sesungguhnya terjadi malah kebalikannya. Mendekati move on saja tidak.

Karena itu, masa berduka setelah kematian anak bisa jadi sangat lama dan prosesnya sulit. Orang-orang yang tidak mengalaminya sendiri mungkin bisa bilang, oh masa berduka itu wajarnya satu tahun lah, mengutip dari laman Cancer dot Net. 

Akan tetapi kenyataannya bisa sampai satu setengah tahun atau lebih lama lagi. Bahkan jika orang tua yang kehilangan sudah nampak stabil dan terkesan move on, kesedihan dan perasaan kesepian akan muncul sesekali untuk selamanya.

Agar kita sebagai orang luar bisa lebih berempati dan lebih tepat dalam memberikan dukungan, maka perlu diketahui tahapan atau ragam ekspresi duka para orang tua yang kehilangan anak pada umumnya. Berikut ini seperti dilansir dari laman yang sama.

1. Rasa terkejut yang sangat intens, kebingungan, ketidakpercayaan akan apa yang terjadi, dan penyangkalan, bahkan jika kematian anak sudah bisa diprediksi. Misalnya karena sudah sakit lama atau sebelumnya sakit parah.

2. Kewalahan menjalani keseharian secara normal karena kesedihan dan rasa putus asa yang memuncak. Jangankan untuk melakukan aktivitas, sekadar bangun tidur pagi hari seperti biasanya saja menjadi begitu sulit.

3. Mengalami perasaan bersalah yang sangat ekstrem. Mereka akan menyalahkan dirinya dan merasa gagal sebagai orang tua yang seharusnya menjaga dan melindungi anaknya. Atau karena tidak melakukan sesuatu yang lebih agar kematian bisa dihindari.

4. Kemarahan yang sangat intens akan terjadi. Hal ini disebabkan karena mereka merasakan kepahitan dan bahwa hidup telah berlaku tidak adil. 

5. Mulai merasa jika hidup tidak ada artinya lagi. Tidak jarang ada keinginan untuk menyusul kematian sang anak. Orang-orang di sekitar patut mewaspadai kemungkinan buruk ini.

6. Jadi sering mempertanyakan Sang Pencipta. Mereka akan kehilangan keyakinan yang sifatnya spiritual. Tanda yang mungkin terlihat, menjauh dari agama yang diyakininya.

7. Sering bermimpi atau bahkan berhalusinasi akan keberadaan sang anak. Mereka suka merasa atau yakin anaknya masih ada di dekat mereka.

8. Mengalami rasa kesepian dan kesendirian yang sangat intens. Mereka akan mengisolasi atau terlihat menyendiri walau di tengah keramaian. Mereka juga akan merasa tidak ada orang yang bisa memahami kesedihan yang mereka rasakan.

Penulis : Alam Mary
Editor : Supriyanto