Ruang Doa, Buku Puisi Rieke Diah Pitaloka dari Perjalanan Spritual yang Dialami

Supriyanto | 14 Juni 2024 | 23:59 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Rieke Diah Pitaloka merilis buku Ruang Rindu,  kumpulan 20 sajak dalam dua bahasa yang dirangkum dari perjalanan spiritualnya saat menunaikan ibadah umrah dan haji tahun lalu. Pemeran Oneng di sitkom Bajaj Bajuri itu menulis sajak terinspirasi dari membaca 20 Surah dalam Alquran.

Ada beberapa peristiwa penting yang digambarkan dalam buku Ruang Rindu dengan sudut pandang berbeda. 

"Ini sebenarnya waktu umrah tahun lalu terus haji, itu aja. Kadang dalam kondisi yang mumet saya segala macam, biasanya saya membaca Alquran. Nah membacanya itu agak lama, karena saya harus membaca terjemahannya," ungkap Rieke Diah Pitaloka di Ruang Baca Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (13/6).

Rieke Diah Pitaloka merasakan ada getaran di hati saat membaca 20 surah Alquran. Di saat emosi menguasai, Rieke merasakan kedamaian.

"Pas baca ayat-ayat itu saya merasa ada peristiwa yang membuat saya sedih, saya marah, akhirnya seperti dikasih ketenangan dan melihat masalah itu jadi berbeda," jelas Rieke Diah Pitaloka.

Puisi berjudul "Perempuan yang Mati di Muzdalifah" salah satu karya spesial Rieke Diah Pitaloka. Bahkan ia sempat membacakan puisi tersebut di hadapan banyak orang dengan diiringi musik tradisional.

Puisi tersebut berisi menyinggung tata kelola haji yang masih banyak kekurangan. Setelah banyaknya jemaah haji Indonesia yang sudah renta dan meninggal dunia.

"Itu ketika perjalana ketika di Arafah, di Mina ketika haji kemarin, bagaimana ada persolan panas secara ekstrem, dan ada covid, lalu banyak orang berhaji di tahun itu dan dari Indonesia banyak orang tua. Banyak orang tua yang meninggal. Tapi kan kita nggak bisa marah, walaupun sebenernya saya marah," terang Rieke Diah Pitaloka.

Puisi bukan hal baru bagi Rieke. Sejak kecil ia sudah sering dibacakan karya-karya penyair ternama oleh orang tuanya. Bahkan semasa duduk di bangku TK, pemeran Oneng di Sitkom Bajaj Bajuri itu didapuk sebagai juara kedua lomba deklamasi, meskipun hanya diikuti dua peserta.

"Kalau orang tua kebanyakan membacakan dongeng ketika anaknya mau tidur, nah ibu saya membacakan puisi. Jadi udah terbiasa. Terus waktu TK saya ikut lomba deklamasi, saya juara kedua dari dua peserta, serius. Itu jadi seneng banget sama puisi," beber Rieke Diah Pitaloka.

Rieke berharap buku antologi puisi "Ruang Doa" ini membuat pembacanya tidak berjarak dengan peritiwa yang terjadi dalam kehidupan, seiring bertambahnya kedekatan dengan Sang Maha Pencipta. Setidaknya harapan itu yang Rieke inginkan tumbuh pada dirinya.

Penulis : Supriyanto
Editor : Supriyanto