Marissa Haque Terjun ke Dunia Seni karena Dorongan Istri Bung Karno, Fatmawati

Binsar Hutapea | 2 Oktober 2024 | 22:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kiprah Marissa Haque, di dunia seni di mulai ketika bergabung dengan sanggar Swara Mahardika pimpinan Guruh Soekarnoputra. Selain keinginan sendiri, wanita yang biasa dipanggil Icha ini bergabung atas dorongan almarhum Ibu Fatmawati, istri Bung Karno, yang tak lain adalah sahabat ibunda Icha, Nike Suharyah. 

Teman-teman seangkatan Icha di Swara Mahardhika antara lain adiknya sendiri Soraya Haque, Memes, serta Titi DJ. Berkat keelokan parasnya, Icha ditawari untuk membintangi iklan sebuah produk. 

"Tidak lama menjadi model iklan, saya mendapat tawaran menjadi model sampul sebuah majalah wanita. Setelah itu PT Bola Dunia Film pimpinan Jiwat Ibrahim, mengajak saya main di film produksinya," cerita Icha. Film pertamanya adalah Kembang Semusim (1980) arahan sutradara M. T. Risyaf. Icha langsung menjadi salah satu pemeran utamanya, selain Mieke Wijaya yang meraih penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita pada FFI 1981 di film itu. "Pertama main film langsung menerima Piala Citra, meskipun cuma mewakili Tante Mieke (Mieke Wijaya-red) hahaha," gurau Icha tentang pengalamannya itu.

Pada FFI 1985 Icha meraih Piala Citra sebagai Pemeran Pembantu Wanita Terbaik dalam film Tinggal Landas Buat Kekasih (1984). Lewat aktingnya dalam film Matahari Matahari (1985), ia juga berhasil meraih penghargaan sebagai Aktris Terbaik pada Festival Film Asia Pasifik 1987. Masih di tahun yang sama, Icha juga masuk nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik pada FFI 1987 lewat film Biarkan Bulan Itu, film yang dibintanginya bersama rocker Ikang Fawzi, lelaki yang kemudian menikahinya pada 12 April 1987. 

Sebagai Sarjana Hukum lulusan FH Universitas Trisaksi, selain main film, Icha juga pernah bekerja sebagai asisten pengacara pada Abikusno and Associate (Law Office), Jakarta. Di situ dia sebagai legal assistant atau mirip dengan  paralegal di Amerika. Namun itu hanya dilakoninya setahun saja pada 1988-1989. Dia lebih mantap berkarier di dunia seni peran.

Jam terbang yang tinggi sebagai aktris, serta berbagai penghargaan dan prestasi yang diraihnya, tidak membuat Icha puas. Ia lalu memproduksi film sendiri. Film pertama di bawah bendera rumah produksi Rana Artha Mulia yang didirikannya berjudul Sepondok Dua Cinta (1990). Disusul Yang Tercinta (1991). Sayang, di saat Icha memulai kariernya sebagai produser, perfilman Indonesia mati suri. Seiring dengan munculnya televisi swasta muncul pula sinetron. Putri sulung dari tiga bersaudara pasangan Allen Haque-Nike Suharyah ini lalu memproduksi sejumlah sinetron. Sinetron produksi Icha yang berjudul Salah Asuhan (1993) berhasil meraih Piala Vidia sebagai miniseri terbaik dalam ajang Festival Sinetron Indonesia (FSI) 1994. Selain film layar lebar dan sinetron, Icha juga memproduksi sejumlah film dokumenter, video klip musik, dan iklan. Pekerjaannya pun tidak hanya sebagai pemain atau menjadi produser. Beberapa di antaranya Icha sendiri yang menyutradarai, menulis skenario, hingga menjadi juru kamera.

Penulis : Binsar Hutapea
Editor : Supriyanto