Bocah 14 Tahun Jatuh Cinta Pada Chatbot dan Bunuh Diri, Gimana Bisa Intim Dengan AI?  

Vallesca Souisa | 11 Desember 2024 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Beberapa waktu lalu, seorang anak laki-laki berusia 14 tahun di Florida tewas bunuh diri, setelah beberapa bulan berinteraksi dengan karakter AI dari drama seri “Game of Thrones” Daenerys Targeryen. Ini adalah bentuk chatbot yang menyerupai karakter-karakter dari film maupun seri terkenal. Sewell Setzer, bocah ini terobsesi hingga jatuh cinta dengan karakter AI Daenerys Targeryen. Sewell memutuskan bunuh diri, setelah karakter AI “Daenerys Targeryen”—atau “Dany” panggilannya -- memberi pesan “pulanglah ke rumah” untuk menemuinya.

Manusia jatuh cinta pada AI? Ini sudah terjadi di depan mata. Tragisnya, interaksi dengan AI ini sampai merenggut nyawa. Bagaimana seseorang bisa berinteraksi dengan AI, mengobrol mendalam hingga jatuh cinta pada robot? Hampir tak dapat dipercaya, tapi nyatanya terjadi. Ini yang membuat seseorang bisa jatuh cinta pada chatbot, berdasarkan faktor psikologis dan teknologi.

  • Antropomorfisasi

Merupakan pemberian atribusi, karakteristik,  sifat, perasaan yang dimiliki manusia kepada entitas bukan manusia; benda, atau dalam hal ini instrument digital. Seringkali anak suka melakukan ini. Chatbot sendiri memang didesain memiliki respon yang menyerupai manusia, sehingga bisa dianggap sebagai teman atau bahkan lebih. Dalam hal karakter AI ini, bahkan chatbot di-personalisasi ke dalam karakter-karakter tertentu. Mereka juga mengenali percakapan personal, bisa merespon dengan intim. Jika tidak bisa membedakan batasannya, antara dunia nyata dan dunia digitalisasi, memang bisa menimbulkan dampak yang beresiko.

  • Kebutuhan Akan Teman dan Didengar Tanpa Dihakimi

Banyak remaja saat ini merasa kesepian atau sulit bersosialisasi. Mereka lebih mencari teman dalam dunia digital. Chatbot, uniknya, dirancang bisa menjadi pendengar yang baik – tanpa menghakimi – dan selalu ada. Sementara manusia belum tentu ada setiap menit, setiap jamnya. Ini membuka peluang berinteraksi setiap saat dengan chatbot.

  • Dirancang Dengan Ideal

Chatbot dirancang nyaris sempurna. Mampu merespon dengan baik dan ideal, dan tampak selalu baik, pengertian. Dirancang untuk berinteraksi secara personal dalam pembicaraan dua arah. Bahkan bisa berdadaptasi dengan preferensi setiap individu. Sehingga terbangun koneksi, dan  pemahaman layaknya hubungan dua individu.

  • Emotional Support

AI bisa mendengarkan keluh kesahmu dan seperti berempati. Lalu mampu menawaka nasihat yang menangkan atau membuat nyaman. Jadi, bagi mereka yang merasa kurang didengar, kurang mendapatkan penghiburan atau kenyamanan, pada akhirnya bisa lari, memilih berinteraksi dengan AI atau Chatbot.  Semuanya ini bukan tak mungkin, lama-lama bergantung pada Chatbot dan jadi jatuh cinta dengan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.

 

Penulis : Vallesca Souisa
Editor : Vallesca Souisa