Mengenal Kanker Payudara: Haruskah Payudara Diangkat?

Wayan Diananto | 9 Januari 2014 | 20:19 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - KETIKA menggelar Breast Cancer Forum dengan tema "Transforming Advanced Breast Cancer at the Molecular Level", Sabtu (21/12) di Jakarta Barat, Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia, Dr. Drajat Ryanto Suardi, Sp. B(K) Onk mengingatkan kemungkinan besar kanker sebagai silent killer.

Kanker makin berbahaya karena ketika ia tumbuh di payudara, tak terasa apa-apa. Benjolan muncul tanpa disertai nyeri atau sensasi sakit apap un. Sementara mayoritas orang Indonesia masih menganut asas hidup, "Kalau belum terasa sakit, ngapain mesti periksa ke dokter?"

Drajat mengimbau Anda untuk melakukan deteksi dini kanker payudara. Salah satunya, dengan pemeriksaan Sadari (periksa payudara sendiri-red.) minimal sekali dalam sebulan. Berikutnya, lakukan pemeriksaan CBE (clinical breast examination, yakni pemeriksaan yang dilakukan tenaga kesehatan terlatih-red.). Deteksi dini dengan CBE dapat melacak kanker stadium I dan stadium II (down staging) hingga 68 persen. Dengan metode Sadari dan CBE, sel kanker terdeteksi lebih cepat.

"Saya ingatkan, kanker adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah mengganas. Sel tersebut bertumbuh lebih lanjut serta menyebar ke bagian tubuh lainnya serta menyebabkan kematian," paparnya panjang. Karenanya, jika sel kanker terlacak sejak dini, tim medis akan segera menempuh operasi sembari tetap mempertahankan payudara.

"Jadi, payudara tidak perlu diangkat. Namanya, breast conserving surgery atau bedah dengan tetap mempertahankan bentuk payudara," lanjutnya.

(wyn/ade)

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto