Guruh Soekarno Putra dan Ajudan Terakhir Bung Karno

Wayan Diananto | 23 Januari 2014 | 19:02 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Berpesta dalam balutan warisan budaya. Dari tahun ke tahun, gemuruh pesta Guruh Soekarno Putra selalu begitu. 

"Saya ingin masyarakat Indonesia selalu mendahulukan yang beraroma Indonesia. Yang terjadi sekarang, kita selalu mengalah terhadap hal-hal yang berasal dari luar negeri," Guruh beralasan.

Selain perenungan dalam lagu, di syukuran ulang tahunnya Guruh mengajak tamu mengingat kembali jasa Bung Karno dan mereka yang dulu menyokong pergerakan para pendiri bangsa. Potongan tumpeng pertama diberikan Guruh kepada ajudan terakhir Bung Karno (dari angkatan kepolisian) Sidharto (80).

"Bagaimana pun beliau adalah saksi sejarah. Ia ajudan Bung Karno yang terakhir dari angkatan kepolisian. Dia banyak tahu bagaimana Bung Karno dizalimi orang-orang yang disebut Bapak sebagai nekolim (neokolonialisme dan neoimperialisme). Sidharto menjadi ajudan Bapak dari tahun 1966 sampai semua fasilitas Bung Karno ditarik dan akhirnya Bung dilengserkan," Guruh mengenang. Pada hari ulang tahun, Guruh mengingat masa lalu. 

Itu kentara dari kenangan pada ayah dan ajudan terakhir Bung Karno. Pada hari itu pula, Guruh memikirkan bagaimana hidup pada masa yang akan datang. Semakin dewasa dan semakin tua, Guruh sadar manusia makhluk spiritual. "Setiap merayakan ulang tahun, saya diingatkan akan ajal. Diingatkan untuk bersiap. Intinya, yang harus saya lakukan mencari surga selama berada di dunia. Saya mencari tiket menuju akhirat agar di sana pun saya memperoleh bagian surga," katanya.
    
(wyn/adm)

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto