Tamara Tyasmara Kesurupan, Membanting Ponsel

Wayan Diananto | 3 Oktober 2015 | 18:51 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - FILM pertama Tamara Tyasmara adalah Hantu Ambulance (HA), film terakhir Ratu Horor Indonesia, Suzanna.

“Film ini sangat menantang karena karakter Humaira berhijab. Lalu ia diterima bekerja sebagai resepsionis hotel. Pekerjaan menuntutnya melepaskan jilbab. Pertentangan batin yang amat kuat. Reza memberi masukan kepada saya. Salah satunya ketika menjalani adegan menangis. Reza bilang: jangan sesenggukan, nanti artikulasi kamu saat berdialog tidak jelas dan penonton tidak mendengar dialogmu,” ujar Tamara, yang dulu bercita-cita ingin menjadi dokter gigi.

Pengalaman lain yang tak kalah mendebarkan, ketika syuting Hantu Nancy yang telah dirilis tahun ini. Hantu Nancy, kata Tamara, adalah legenda urban yang beredar di seputar SMA 5 Bandung. Rencana semula, syuting Hantu Nancy dihelat di SMA 5 Bandung.

Namun, pihak sekolah tidak mengizinkan. Akhirnya pemain dan kru berpindah ke SMK 12 Bandung. Semula, pemain dan kru lega karena batal syuting di lokasi asli. Tiga hari pertama, syuting lancar. Hari keempat menjadi awal musibah.

Pukul satu dini hari, Tamara dan beberapa pemain lain menjalani adegan kesurupan massal di kelas. Sutradara sudah bilang “cut!” Salah satu pemain masih menggoyang-goyangkan badan. Pemain lain dan kru bingung. Rupanya, ia kesurupan. Sejumlah kru membawanya ke ruang kostum. Ia berteriak-teriak sambil tertawa-ketawa. Roh baru mau keluar dari badan pemain ini pukul 3.30 pagi.

Teror berlanjut keesokan harinya. Tamara menjalani syuting luar ruang. Seorang penata kostum, sebut saja Budi, berada di belakang monitor. Ia duduk di sepeda motor. Selesai menjalani adegan, Tamara mendekatinya. Budi bercerita bahwa dua hari lalu asisten sutradara kemasukan setan. Ia minta disediakan darah dan setangkup melati. Usai bercerita, Budi tiba-tiba membanting ponselnya ke jalanan aspal. Beberapa detik kemudian, ia menjatuhkan dirinya dari motor ke aspal.

“Mukanya memerah, bercucuran keringat, dan meminta disediakan bubur. Saya syok, ada orang kemasukan setan persis di depan saya. Saya kabur ke ruang rias, itu benar-benar mengerikan. Syuting yang harusnya tujuh hari molor jadi 10 hari karena tiga kali terjadi insiden. Tapi saya enggak kapok. Malah makin penasaran dengan film horor,” pungkasnya.

(wyn/gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto