Cassandra Lee: Bahasa Indonesia itu Susah Dipelajari

Wayan Diananto | 17 Oktober 2015 | 15:40 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Cassandra Sheryl Lee (14) dikenal publik setelah memerankan Olin, anggota girl band BeSSaRa yang diam-diam menyukai Bastian Simbolon, personel Coboy Junior. Kisah cinta berbalut rindu dendam ini diabadikan di sinetron Hanya Kamu yang kala itu tayang di kanal Satu untuk Semua.

Namun karier Cassie, demikian Cassandra disapa, tidak sekilat itu. Kali pertama wajahnya muncul di layar kaca saat berusia sembilan tahun. Cassie membintangi iklan obat penurun panas.

“Awalnya saya ikut kasting iklan televisi pada usia sembilan tahun. Setelah itu ada tiga produk lagi yang saya bintangi. Kemudian dipanggil menjalani sesi fashion show dan dikontak untuk menjadi personel girl band Winxs. Sekarang lebih banyak membintangi sinetron,” urai Cassie ketika berkunjung ke studio Bintang, belum lama ini.

Banyak yang menyangka, Hanya Kamu debut Cassie di belantara sinetron. Padahal, dia memulai karier aktingnya di sinetron Gara-Gara Wendy.

Cassie menyebut, kendala terbesar main sinetron yakni melafalkan bahasa Indonesia. Maklum, penggemar Leonardo DiCaprio dan Marilyn Monroe ini belum lama tinggal di Indonesia.

Dia lahir di Jakarta. Tinggal di Ibu Kota selama enam tahun, lalu pindah ke Amerika Serikat selama tiga tahun kemudian terbang ke Inggris. Di sana dia menetap selama enam bulan.

“Lalu kembali lagi ke Indonesia dan meniti karier di bidang seni. Bahasa Indonesia saya hancur. Bahasa Indonesia itu susah dipelajari. Apalagi jika skenarionya memuat banyak kata dan kalimat baku. Kalau tidak tahu artinya, saya tanya kepada Mama. Setelah lima bulan, saya cukup lancar berbahasa,” aku Cassie seraya menambahkan menjadi artis sebenarnya bukan cita-citanya. 

Cita-citanya kerap berubah. Perubahan cita-cita itu hal wajar. Bahkan ketika kuliah pun, kata Cassie, seseorang bisa jadi belum yakin 100 persen atas cita-citanya dan akan bekerja di mana nantinya.

Sewaktu kecil, penyuka warna biru ini ingin jadi dokter hewan. Selang waktu berganti, Cassie tiba-tiba igin menjadi princess. Berganti bulan, ia ganti haluan ingin menjadi presiden. Tiga tahun terakhir, ia ingin jadi psikolog. Alasannya, ingin membantu orang lain memecahkan kemelut hidup. 

Teman-teman Cassie sering menjadikannya tempat curhat. Berkali-kali mendengarkan masalah orang lain membuatnya berpikir, menyenangkan bisa mempelajari pola pikir, merasakan masalah orang lain, lalu mencari titik terang di tengah gelapnya masalah itu.

Ilmu psikologi diyakini memberikan kontribusi positif bagi perkembangan karier Cassie di dunia seni. Akting identik dengan “menjadi orang lain” di depan kamera. Untuk menjadi orang lain, seorang aktor dituntut mendalami karakter, menyelami kondisi kejiwaan, dan latar tokoh yang diperankan. Itu sebabnya, tiga tahun terakhir bintang sinetron Jilbab In Love dan Rain ingin menjadi psikolog.

(wyn/gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto