Dewi Octaviany, Tokoh Laras di "Tukang Ojek Pengkolan"

Yohanes Adi Pamungkas | 13 Agustus 2016 | 20:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Dewi Octaviany (23) sempat berpikir dua kali untuk menggapai impiannya menjadi artis di Jakarta.

Namun karier yang berkembang dan karya demi karya yang ditelurkan berhasil mengikis anggapan pemeran Laras dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan (TOP) ini, bahwa Jakarta kota yang kejam. 

Sebelum menjalani syuting TOP di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Dewi merias wajah cantiknya di dalam mobil pribadinya. “Dewi pakai makeup dulu, ya. Soalnya sebentar lagi mau syuting,” kata Lilis, ibu kandung Dewi. Meskipun anak sulung, ia terbiasa ditemani ibu saat beraktivitas.

“Pergi ke mal juga ditemani Mama,” Dewi bercerita.

Ia sempat heran, mengapa ibunya mengikuti ke mana pun ia pergi.

“Kata Mama, aku sekarang sudah dewasa. Justru karena aku sudah dewasa itu, Mama lebih khawatir,” bilang Dewi.

Besar peran Mama dalam karier Dewi. Perempuan berambut indah ini mengawali karier sebagai fotomodel di Bandung.

“Saat masih sekolah, Mama memintaku mengikuti lomba peragaan busana,” tutur Dewi. Awalnya tidak nyaman memakai sepatu berhak tinggi, ia malah menjadi juara setiap lomba peragaan busana yang diikutinya. “Karena juara terus, aku lanjut menjadi model dan memanjangkan rambut,” tutur Dewi.

Bolak-balik Bandung-Jakarta untuk keperluan modeling, Dewi ditawari bermain dalam FTV dan komsit Kampung Hawa Trans 7.

“Aku sempat menolak tawaran-tawaran itu. Aku dengar dari banyak orang, Jakarta kota yang kejam, belum lagi pergaulan dan kehidupan di Jakarta glamor,” sebut Dewi yang bersama ibunya menyewa kamar kos di daerah Jakarta Selatan.     

Setelah mempertimbangkan perkembangan kariernya, jadilah Dewi memenuhi tawaran-tawaran itu dan mulai tinggal di Jakarta. Setelah terlibat dalam FTV dan komsit pada 2012, ia membintangi sinetron kolosal. Ia pernah terjatuh dari kuda, tapi tidak kapok.

“Waktu syuting sinetron Brama Kumbara, aku naik kuda lalu dibawa lari oleh kuda itu sampai terjatuh,” beri tahu Dewi, yang setelah Brama Kumbara (2013) melanjutkan petualangannya ke Angling Dharma (2014). 

 

(han/gur)

 

Penulis : Yohanes Adi Pamungkas
Editor : Yohanes Adi Pamungkas