Dampak Berlebihan Mengunggah Informasi tentang Anak ke Media Sosial

Rizki Adis Abeba | 11 Maret 2017 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Penggunaan media sosial yang semakin marak di kalangan orang tua meningkatkan tren sharenting atau kebiasaan mengunggah dan membagikan informasi mengenai anak secara berlebihan.

Foto anak dengan berbagai pose sudah biasa, lewat medsos orang tua mengumumkan waktu dan tempat kelahiran, metode persalinan, nama anak beserta artinya. Dan tidak jarang, bayi-bayi itu mulai ditampilkan di medsos sejak belum dilahirkan, lewat foto hasil pemeriksaan USG. 

Informasi tentang anak di medsos memang menghibur dan menginspirasi. Tidak ada pelajaran resmi tentang menjadi orang tua yang baik. Ini sebabnya, orang tua masa kini senang mencari berbagai informasi melalui medsos karena mudah dan cepat diakses. Misalnya, tentang mengatasi anak sakit, menghadapi anak rewel, mendekorasi kamar anak, memilih mainan, menentukan sekolah, hingga mendandani anak. 

Hasil survei tentang kesadaran masyarakat terhadap medsos yang dilakukan Universitas Michigan, AS, seperti dilansir situs Daily Mail, menunjukkan hampir 75 persen orang tua bermain medsos agar tidak kesepian. Lebih dari 50 persen responden ibu dan 30 persen ayah mendiskusikan isu kesehatan anak dan pengasuhan anak di medsos. Lalu 70 persen orang tua menggunakan medsos untuk mendapatkan nasihat dari orang tua lain yang lebih berpengalaman dan 62 persen dari mereka lega setelahnya.

Selain memberi manfaat psikologis, medsos juga bisa menghasilkan materi. Anak-anak dengan kelebihan tertentu, yang dikelola dengan baik oleh orang tua di medsos, tidak hanya bisa populer dan menginspirasi orang lain, tetapi juga bisa menghasilkan pemasukan lewat iklan dan endorsement.

Namun di balik berbagai kebaikan berbagi informasi soal anak di medsos, perhatikan pula sisi negatifnya. Jika tidak digunakan dengan bijak, terlalu eksis di medsos bisa membahayakan anak.

Ketidaktahuan tentang dampak jangka panjang medsos bagi anak membuat orang tua tidak menyadari bahaya ini.

“Tidak ada orang tua yang bermaksud membahayakan anak dengan mengunggah informasi tentang anak di medsos, namun tidak menyadari dampak jangka panjang yang mungkin terjadi akibat unggahan mereka ke internet,” kata Stacey Steinberg, profesor hukum sekaligus Direktur Asosiasi Pusat Sekolah Anak dan Keluarga di Sekolah Tinggi Hukum Levin Universitas Florida, AS.

Steinberg menyarankan Anda melakukan hal-hal ini untuk menjaga keamanan anak Anda di medsos.

-    Sebanyak 27 persen orang tua pernah mengunggah foto anak tanpa busana dan jenis foto lain yang memalukan. Ini sangat tidak disarankan. Perhatikan tingkat kepantasan foto anak. Selain mengundang perhatian pengidap pedofilia, kelak ketika anak dewasa foto-foto itu akan mempermalukan mereka. 

-    Di samping itu, 51 persen orang tua senang memberi tahu informasi personal menyertai foto, seperti lokasi anak. Sesekali, untuk lokasi yang jarang dikunjungi dan berkesan, bolehlah melabeli foto dengan lokasi, namun jangan dijadikan kebiasaan. “Memberi tahu informasi lokasi secara detail dan terpola memudahkan orang lain melacak keberadaan anak Anda,” Steinberg memperingatkan. Seperti belakangan lazim terjadi saat musim bagi buku rapor, banyak orang tua mengunggah foto rapor lengkap dengan nama anak, nama dan alamat sekolah, bahkan nilai mereka. Hindari karena selain banyak orang, termasuk yang tidak Anda kenal baik, tahu lokasi sekolah anak, nilai merupakan privasi anak. 

-    Sebagai pengaman, gunakan watermark untuk melabeli foto-foto anak agar tidak bebas disalahgunakan oleh orang lain, misalnya akun yang memperjualbelikan anak-anak. Kasus seperti ini pernah dialami beberapa anak artis Indonesia.

-    Perhatikan pula pengaturan pengamanan akun medsos Anda. Gunakan pengaturan privat agar Anda bisa menyaring siapa saja yang bisa mengakses seluruh konten medsos Anda. 

-    Sebagai orang tua, selain berhak mengunggah apa pun tentang anak, Anda juga wajib melindungi privasi anak. Bijaksanalah dalam menggunakan medsos dan berbagi informasi tentang anak agar tidak membahayakan mereka.

 

(riz/gur)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor : Rizki Adis Abeba