Henny Kristianus Tinggalkan Kemapanan untuk Menyelamatkan Anak Indonesia yang Kurang Beruntung

Yohanes Adi Pamungkas | 22 April 2017 | 20:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Bersukacita dalam pengharapan dan setia dalam doa.

Itulah kalimat spirit yang membuat Henny Kristianus (39) tidak pernah lelah berjuang mengangkat derajat anak-anak di daerah pedalaman lewat Yayasan Tangan Pengharapan.

Begitu banyak yang sudah ia korbankan. Namun ada satu harapan Henny kepada empat ribu anak asuhnya. 

Henny sehari-hari tinggal di Australia. Di awal 2016, ia bersama sepasang anak kembarnya terbang ke Jakarta untuk mengunjungi ibunya.

Ketapa kagetnya Henny setibanya di Jakarta melihat banyak ibu-ibu pengemis sambil menggendong bayi  memenuhi di setiap sudut Ibu Kota. Hati Henny terasa pilu.

“Melihat mereka aku langsung menangis,” ucap Henny saat berbincang dengan Bintang di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Mendapati kenyataan memilukan seperti itu, hati Henny tergerak untuk berbuat sesuatu. Berminggu-minggu lamanya Henny merenung.

"Aku harus menyelematkan generasi masa depan," Henny bertekad.

Niat baik Henny berjalan mulus. Bersama sang suami yang seorang pebisnis, ia pindah ke Jakarta. Meninggalkan segala yang ia miliki di Australia.

"Hidup kami di sana sudah mapan," aku Henny.

Di Jakarta, Henny disarankan oleh seorang teman membuat lembaga sosial untuk merealisasikan niat baiknya. 

“Dengan membuat yayasan yang berbadan hukum aku bisa membuka rekening Bank supaya orang-orang bisa memberikan donasi kepada yayasan,” jelas Henny.

Tahun 2007, Henny akhirnya mendirikan Yayasan Tangan Pengharapan, dengan misi menyelamatkan generasi masa depan Indonesia. “Indonesia belum adil karena pelosok Indonesia tidak maju." 

Henny mulai bergerilya bersama beberapa orang termasuk suaminya sendiri, melihat langsung kehidupan anak-anak di daerah terpencil di Indonesia.

“Banyak daerah yang anak-anaknya tidak bisa makan, tidak mendapatkan air bersih, dan tidak mendapatkan pendidikan yang layak,” Henny mengungkapkan.

Prinsip Henny, ia akan menolong semua orang tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan. 

 

(han/gur)

 

Penulis : Yohanes Adi Pamungkas
Editor : Yohanes Adi Pamungkas