Dea Azkadiputri, Anggika Bolsterli, dan Natasha Wilona Bicara Kemerdekaan

Yohanes Adi Pamungkas | 20 Agustus 2017 | 20:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tiga artis muda yakni Dea Azkadiputri (25), Anggika Bolsterli (22), dan Natasha Wilona (18)  berharap Indonesia kian maju dan berkembang di masa mendatang.

Ketiganya memiliki pengalaman pribadi saat merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Seperti apa ceritanya?

Anggika, bintang Critical Eleven ini blasteran Indonesia dan Swiss. Ayah kandungnya Pieter Bolsterli menikah dengan Titin, perempuan asal Madiun, Jawa Timur. Memiliki orang tua berasal dari negara yang berbeda, Anggika memilih menjadi warga negara Indonesia.

“Sejak lahir sampai besar aku tercatat sebagai warga negara Indonesia jadi aku cinta Indonesia,” kata Anggika saat berbincang dengan Bintang, Kamis (10/8).

Anggika bangga dengan Indonesia karena memiliki beragam budaya, suku, dan pesona alam yang indah.

“Wujud rasa nasionalisme aku tentang Indonesia itu, kalau ditanya orang saat berada di luar negeri, aku bilang kalau aku orang Indonesia. Aku juga menceritakan kepada orang luar negeri kalau Indonesia kaya akan budaya dan wisatanya,” ujar Anggika. 

Sebagai wujud rasa cinta kepada tanah air, Wilona lebih memilih berlibur di Indonesia dibandingkan ke luar negeri karena banyak daerah – daerah wisata yang indah di Indonesia. Pulau Bali menjadi destinasi favorit mantan bintang sinetron Anak Jalanan ini.

“Kalau berwisata jangan lupa menjaga kebersihan alamnya juga,” Wilona berpesan. 

Memiliki jumlah penggemar yang banyak dan militan, Wilona berjanji akan memberikan pesan moral kepada semua penggemarnya agar bangga menjadi orang Indonesia.

“Mungkin nanti tanggal 17 Agustus aku akan mengunggah status teks dirgahayu Indonesia di Instagram dan menunjukkan bahwa kemerdekaan itu harus dihargai serta dihormati seluruh rakyat Indonesia,” bilang Wilona yang berharap pertumbuhan perekonomian Indonesia makin maju.

Sementara Dea –  mantan vokalis grup musik Hivi – ingin anak muda Indonesia berada di garis terdepan untuk memajukan Indonesia di masa mendatang.

“Peran aku sebagai musisi, ingin memajukan musik Indonesia sebagai wujud cinta akan negara ini,” ungkap pelantun lagu “Cinta 99 Persen” itu saat bertandang ke kantor Bintang, Rabu (9/8).

Sayang, ada yang membuat Anggika dan Dea sedih tentang negeri tercintanya ini. Mereka melihat, masih banyak orang Indonesia belum bisa menghargai perbedaan. Padahal kita tahu bahwa Indonesia dipenuhi beragam suku dan agama yang berbeda-beda. 

“Perbedaan itu indah kok, semoga warga Indonesia bisa menerima orang lain meskipun  kepercayaannya berbeda,” saran Anggika. Menurut Dea, semboyan Bhineka Tunggal Ika harus diwujudkan untuk mempersatukan bangsa.

Dea menambahkan lagi, meski Indonesia sudah berusia 72 tahun, keadilan di tanah Indonesia belum merata. Banyak warga Indonesia yang tinggal di tempat terpencil belum bisa merasakan kehidupan yang layak.

“Sebenarnya Indonesia belum merdeka sepenuhnya,” tegas Dea. 

Anggika dan Wilona memiliki kegiatan khusus setiap menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Anggika misalnya, sejak kecil selalu antusias  mengikuti upacara bendera di sekolah.

Saat mengikuti upacara bendera di sekolah, momen paling emosional bagi Anggika dan Wilona  adalah saat mereka menyanyikan lagu “Indonesia Raya” sambil menghormati bendera merah putih yang berkibar. 

Saat masih kecil, Anggika dan Wilona tidak pernah absen mengikuti lomba seperti, makan kerupuk, balap karung, tarik tambang, membawa kelereng dengan sendok, dan menangkap belut.

“Kalau enggak ikut lomba berasa ada yang kurang,” bilang Anggika sambil tersenyum. Sementara Wilona mengenang dirinya kerap kali menjadi juara dalam perlombaan memindahkan kelereng. 

Berbeda dengan Anggika dan Wilona yang selalu mengikuti lomba setiap 17 Agustus dan meninggalkan kesan, Dea tidak selalu mengikuti lomba.

Tapi ada satu momen tak terlupakan. Perayaan 17 Agustus tahun 2016 adalah yang tak terlupakan bagi Dea. Kala itu ia diundang Kedutaan Besar Indonesia di Belgia untuk merayakan hari kemerdekaan bersama warga Indonesia yang tinggal di Kota Brussels, Belgia.

Dea menyanyikan lagu “Tanah Air” ciptaan Ibu Sud  tanpa iringan musik. Saat ia bernyanyi semua orang terdiam, dari anak – anak hingga orang tua tanpa diperintah langsung memberi hormat ke arah Dea yang serius menyanyikan lagu “Tanah Air”. Dea  hampir menangis saat itu.

“Mengingat momen  itu selalu bikin aku  merinding,”  tuturnya.

 

(han / gur)

 

Penulis : Yohanes Adi Pamungkas
Editor : Yohanes Adi Pamungkas