Berkenalan dengan Muhamad Agus Syafii, Pendiri Rumah Amalia
TABLOIDBINTANG.COM - Kebaikan sekecil apa pun tetaplah kebaikan. Muhamad Agus Syafii percaya, kebaikan akan selalu menemukan jalannya. Kebaikan itu dimulai Agus dari rumah sederhana berukuran sekitar 100 meter persegi di Kelurahan Sudimara Timur, Kecamatan Cileduk, Tangerang. Rumah itu menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi 90 anak yatim dan anak dari kaum duafa. Setiap hari, sepulang sekolah mereka menghabiskan waktu untuk belajar, bermain dan bergembira di rumah itu.
Aktivitas di rumah itu berlangsung sejak 2006 silam, namun baru resmi menjadi yayasan lima tahun kemudian. Rumah itu disebut Rumah Amalia. Agus bersama 11 rekannya menjadi pengajar sekaligus donatur tetap yang mendanai seluruh kegiatan yayasan Rumah Amalia. Mereka bahkan membiayai pendidikan sejumlah anak yang ditelantarkan orang tua, agar tidak putus sekolah.
"Saya menyebut Rumah Amalia rumah untuk belajar. Tidak hanya anak-anak yang belajar dari kami. Kami pun belajar dari ketulusan dan keceriaan anak-anak. Menjadi yatim tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus belajar dan berbahagia. Bagaimana dengan kita?" tanya Agus ketika diwawancara tabloidbintang.com. "Di tempat ini, kami belajar bahwa hidup adalah anugerah. Sepahit apapun, harus disyukuri karena itu karunia Tuhan," imbuhnya.
Seiring waktu, Rumah Amalia tidak hanya memayungi anak-anak. Rumah Amalia memberi keteduhan bagi para janda maupun ibu-ibu di lingkungan sekitar. Rumah ini menjadi wahana kreatif untuk membuat kerajinan bunga dan vas dari sedotan. Mereka juga membuat kerajinan lain dari kulit jagung dan bawang. Kegiatan yang dinamai Kreativa itu menghasilkan kerajinan yang dijual dengan harga mulai 30 ribu rupiah. Tak kurang dari 40 ibu terlibat dalam Kreativa.
"Diharapkan, para ibu nantinya mandiri, mampu membiayai anak-anak meski ditinggal suami. Sebagian ibu bahkan berhasil memasarkan kerajinan tangan lewat jalur daring. Ada pula yang berinisiatif mengikuti pameran-pameran di tingkat kelurahan dan kecamatan," pungkasnya.