Macrame.qu: Inspirasi Dekor Rumah ala Eropa hingga Drama Korea
TABLOIDBINTANG.COM - Macrame atau seni kerajinan tangan simpul menyimpul dengan menggarap rantaian benang muncul di Indonesia sejak dulu, namun lima tahun belakangan berkembang pesat.
Tren macrame pun baru terjadi sekitar tahun 2018 saat tren Bohemian Style naik daun di mana salah satu dari elemen Bohemian adalah hiasan-hiasan dinding yang menggunakan macrame.
Adapun hasil dari kerajinan macrame di Indonesia antara lain adalah tirai, wall hanging, gantungan pot, kap lampu, sarung bantal, pembatas ruangan, dan yang baru tren saat ini adalah Backdrop Wedding (pengganti gebyog). Selain itu makrame juga bisa berfungsi sebagai suvenir, hingga jadi penghias berbagai alat sehari-hari.
Melihat tren macrame yang digemari berbagai usia, Tesa Damayanti yang merupakan lulusan Teknik Kimia di salah satu universitas negeri di Bandung, banting setir menjadi pengrajin macrame dengan membuka usaha bernama Macrame.qu.
Tesa Damayanti yang kini berusia 36 tahun itu memulai semuanya dari rumah. Ibu satu anak itu mengembangkan hobi merajut tali hingga membentuknya menjadi sebuah seni yang indah kemudian mengunggahnya di media sosial.
Tesa mengaku tak menyangka Macrame.qu mendapat atensi besar dari publik yang menggemari macrame.
“Saya memulainya sejak 2018, awalnya iseng upload di IG, terus banyak kasih ke temen juga buat hadiah. Dari situ teman-teman juga upload di medsos, ternyata lumayan banyak yang tertarik meminang,” ungkap Tesa Damayanti.
Produk yang dihasilkan Tesa Damayanti bisa diuntip melaluu akun Instagram @macrame.qu
Banyaknya permintaan membuat Tesa Damayanti sempat keteter karena satu produk membutuhkan pengerjaan sekitar 2 sampai 3 hari. Melihat itu juga ia kemudian merekrut artisan-artisan lainnya.
Kini, ia tengah membangun sebuah studio yang tak cuma menjadi tempat empat artisan mengolah tali-tali menjadi karya seni, tapi juga sebagai tempat untuk memamerkan karya-karya mereka.
Berada di kawasan Citralake, Sawangan, Depok, Jawa Barat, terlihat sebuah ruko yang di dalamnya tampak berbagai macam karya seni itu.
Satu rak besar berisi karya mereka, di antaranya tas pesta, tas tumbler, strap kamera, hingga tali masker. Sementara untuk dekorasi rumah, terlihat hiasan dinding, sarung bantal, hiasan cermin, hiasan jam, tutup galon, hingga berbagai hiasan unik lainnya.
Tesa dan para artisan lain juga mengaku terbuka untuk membuat makrame custom sesuai dengan permintaan customer.
“Kita pernah bikin sekitar 3 meter lebarnya, panjangnya hampir 4 meter. Itu bentuknya hiasan dinding yang mau dipakai buat backdrop pernikahan. Kita saat itu kirimnya ke Papua,” ujarnya.
Menurutnya, di Eropa, makrame sudah lama menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dekorasi rumah. Belakangan, makrame juga sering terlihat sebagai hiasan rumah-rumah dalam Drama Korea.
Tesa berharap, seni kerajinan tangan yang terus dikembangkannya bisa mendapatkan tempat di hati masyarakat. Sebab menurutnya, seni tersebut tak cuma unik, tapi juga bisa menjadi wakil dari kebudayaan kita di mata dunia.
“Kita pernah kirim ke Belanda, padahal di Eropa, makrame kayak gini itu banyak. Tapi karena kita pola hiasannya beda, jadi mereka tertarik. Artisan Eropa dan beberapa negara Asia, juga melirik karya-karya dari Indonesia. Makrame bisa banget jadi cermin budaya kita,” tutup Tesa Damayanti tersenyum.
-
Berita
Data Kementerian Koperasi: 60 Persen UKM Indonesia Dimiliki dan Dijalankan Perempuan
RedaksiSelasa, 1 November 2022 -
-
-
-
Berita
Bank Indonesia Gelar Pameran UMKM 'Karya Kreatif Indonesia'
Andira PutriSelasa, 30 Agustus 2016