RESENSI FILM Elliot the Littlest Reindeer, Pesan Positif dengan Eksekusi Seadanya
TABLOIDBINTANG.COM - Film bernuansa Natal, Elliot the Littlest Reindeer, mengusung tema yang cukup menarik: kuda yang ingin menjadi rusa pengantar Sinterklas.
Elliot (diisi suara Josh Hutcherson), adalah kuda poni yang penuh percaya diri dan selalu ceria. Ia ingin menjadi binatang yang menarik kereta Sinterklas untuk membagikan kado saat Natal. Diceritakan, seekor rusa yang telah lama mendampingi Sinterklas memilih pensiun. Untuk mencari rusa pengganti, diadakan kontes bak ajang cari bakat yang menjamur di TV. Elliot bersemangat mengikuti audisi ini. Saat rusa dan sesama kuda mencemoohnya, Elliot mendapat dukungan dari Hazel, seekor kambing yang tinggal di peternakan yang sama.
Dengan durasinya yang tergolong sebentar, 89 menit, Elliot the Littlest Reindeer menyuguhkan permasalahan yang beragam. Selain hasrat Elliot untuk menjadi 'rusa', ada karakter Walter (Rob Tinkler), pemilik peternakan. Walter yang merupakan atlet gagal, berniat menjual peternakan yang diwariskan padanya. Ini membuat binatang di sana cemas. Apalagi sang pembeli, Ludzinka, terlihat angkuh dan berniat buruk. Ada pula seorang jurnalis Jolene yang melakukan peliputan di kontes rusa, serta DJ seorang rusa sombong yang sebenarnya tertekan dengan harapan sang ayah terhadapnya.
Konflik yang bermacam ini, malah membuat sutradara Jennifer Westcott seperti bingung hendak menonjolkan yang mana. Beberapa konflik akhirnya dibuat selesai terlalu mudah. Dunia imajinasi yang ditawarkan Elliot the Littlest Reindeer pun terkesan membingungkan. Lokasi peternakan dan cerita Sinterklas mengantar kado mungkin terdengar klasik. Namun penonton juga disuguhi kendaraan canggih, berupa mobil tapi bisa terbang seperti roket yang dipakai karakternya untuk bepergian, sampai adegan sekelompok binatang.
Animasi Elliot the Littlest Reindeer masih terasa kasar. Beberapa karakter tampak seperti plastik. Ekspresi sedih atau senang terlihat hampir sama. Pilihan gradasi warna antara karakter dan lokasi terkadang juga terlalu kontras, tak nyaman dipandang mata.
Pesan yang hendak disampaikan jelas, jangan takut untuk bermimpi dan mengejarnya. Namun ketika yang menjadi contohnya seekor kuda ingin berperan sebagai rusa sampai harus menyamar, rasanya terlalu memaksakan.
Terlepas dari beberapa hal yang membingungkan dan kekurangan dari segi teknis, Elliot the Littlest Reindeer menawarkan alur yang cepat, tak bertele-tele. Jika tujuannya agar penonton anak tidak cepat bosan, mungkin efektif. Tapi dengan banyaknya konflik dan referensi yang mungkin hanya nyambung bagi orang dewasa seperti kontes cari bakat dan peran makhluk hidup yang tergantikan mesin, apakah anak kecil masih bisa menikmati?
(ray/ray)
-
Film Tv Musik
Ghosbuster: After Life, Menangkap Hantu dengan Cara Anak-anak
SupriyantoKamis, 2 Desember 2021 -
Film Tv Musik
Resensi Film BOMBSHELL: Kolaborasi Apik Charlize Theron, Nicole Kidman, Margot Robbie
Panditio RayendraSabtu, 28 Desember 2019 -
Film Tv Musik
Resensi Film IP MAN 4: THE FINALE, Pertarungan Sang Guru di Amerika
Panditio RayendraSabtu, 28 Desember 2019 -
Film Tv Musik
Resensi Film CATS: Senandung Cetar, Emosi Datar
Panditio RayendraJumat, 27 Desember 2019 -
Film Tv Musik
RESENSI FILM Jumanji: The Next Level, Petualangan Seru dan Kisah Persahabatan yang Hangat
Panditio RayendraRabu, 4 Desember 2019 -
Film Tv Musik
Resensi Film LAST CHRISTMAS: Belajar Menghargai Hidup
Panditio RayendraJumat, 29 November 2019 -
Film Tv Musik
Resensi Film KNIVES OUT: Misteri Kematian Penulis Terkenal yang Digarap dengan Baik
Panditio RayendraKamis, 28 November 2019 -
Film Tv Musik
Resensi Film 21 BRIDGES: Antara Penegak Hukum, Kurir Narkoba dan Intrik Kotor
Panditio RayendraSelasa, 26 November 2019 -
Film Tv Musik
RESENSI FILM The Good Liar: Tipuan Menawan Ian McKellen dan Helen Mirren
Panditio RayendraJumat, 22 November 2019