Bersama Waljinah, Yunan Helmi Perkenalkan Lagu Bengawan Solo ke Generasi Muda

Ari Kurniawan | 7 November 2024 | 16:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Lagu Bengawan Solo adalah salah satu karya legendaris yang tidak hanya melegenda di Indonesia, tetapi juga menginspirasi dunia internasional. Diciptakan oleh maestro keroncong asal Solo, Gesang Martohartono, lagu ini telah menjadi simbol kebanggaan dan identitas budaya Indonesia. Sederhana namun penuh makna, Bengawan Solo mampu merangkul berbagai lapisan masyarakat dari masa ke masa.

Penciptaan lagu Bengawan Solo dimulai dari senandung sederhana yang tercipta di secarik kertas bekas pembungkus rokok. Gesang, yang dikenal sebagai legenda musik keroncong, menuliskan lagu ini dengan goresan pensil di atas kertas tersebut. 

Lagu Bengawan Solo menggambarkan keindahan dan keagungan sungai terpanjang di Pulau Jawa, yang mengalir dari pegunungan di selatan Kota Solo hingga akhirnya bermuara di Laut Jawa. Lirik lagu ini, "Mata airmu dari Solo, terkurung gunung seribu, air mengalir sampai jauh akhirnya ke laut," dengan jelas menggambarkan perjalanan panjang sungai tersebut.

Lagu Bengawan Solo telah diabadikan dalam berbagai rekaman oleh banyak penyanyi ternama, baik dalam versi klasik maupun modern. Di antaranya adalah Gesang sendiri, Sundari Soekotjo, Tuti Maryati, Mus Mulyadi, Tetty Supangat, Toto Salmon, Mamiek Marsudi, dan Waldjinah, yang dikenal sebagai Ratu Keroncong. Lagu ini bahkan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dinyanyikan di berbagai belahan dunia.

Di era modern, Bengawan Solo kembali mendapatkan penghormatan dengan sebuah kolaborasi inovatif yang melibatkan musisi muda Yunan Helmi, bersama dua legenda musik Indonesia: Gesang dan Waldjinah. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkenalkan lagu ini kepada generasi muda, dengan sentuhan musik pop yang lebih segar dan modern.

Djakawinata Susilo, produser GNP Music, mendukung penuh ide musisi muda untuk membuat aransemen baru dari lagu Bengawan Solo. Dalam proyek ini, Yunan Helmi dipercaya untuk menghidupkan kembali lagu tersebut. Dengan kombinasi antara rekaman lama dan baru, karya ini membawa nuansa segar yang tetap menghormati nilai-nilai tradisional.

Yunan Helmi menyatakan, "Sebuah kebahagiaan yang luar biasa bagi saya berkolaborasi dengan sang legenda hidup, Ibu Waldjinah, dalam master rekaman baru lagu 'Bengawan Solo', karya sang maestro Bapak Gesang (alm)."

Dalam rekaman terbaru ini, Yunan Helmi tidak hanya menggandeng Waldjinah, tetapi juga mengajak pemusik muda berbakat, seperti Carmello Mahardika, untuk memainkan flute dalam lagu ini. Selain itu, empat penyanyi cilik dan remaja, Zahra Cama, Malaika Azura, Shanun Rahmani, dan Andrea Koo, turut berpartisipasi dalam video lagu ini, dengan tujuan memperkenalkan Bengawan Solo kepada anak-anak dan generasi muda.

Waldjinah sendiri sangat terkesan dengan sosok Gesang, yang menurutnya adalah pribadi yang rendah hati dan penuh ilmu. "Pak Gesang adalah pribadi yang rendah hati, mau berbagi ilmu dengan para juniornya, serta memiliki kepribadian yang hangat, humoris, dan supel. Hal inilah yang membuat beliau sangat dihormati dan disukai banyak orang," kenang Waldjinah.

Melalui kolaborasi ini, diharapkan lagu Bengawan Solo dapat menginspirasi lebih banyak orang, terutama generasi muda, untuk mengenal dan mencintai warisan budaya Indonesia. Perpaduan antara musik tradisional dan modern dalam karya Yunan Helmi featuring Gesang dan Waldjinah ini memberi warna baru yang tetap menghargai akar budaya musik keroncong.

Penulis : Ari Kurniawan
Editor : Ari Kurniawan