Bintangi Film Puang Bos, Michelle Ziudith Tertantang Dialog dengan Bahasa Makassar

Ari Kurniawan | 9 November 2024 | 07:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Film Puang Bos menyuguhkan kisah romansa yang dipadukan dengan kekeluargaan dan unsur komedi, sambil memperkenalkan simbol budaya yang sangat khas, yaitu kapal Pinisi. 

Film garapan sutradara Adink Liwutang ini membawa pengalaman baru bagi Michelle Ziudith, salah satu bintang utamanya. Michelle mengungkapkan bahwa proyek ini memberikan pengalaman yang sangat menyenangkan dan penuh tantangan. 

"Film Puang Bos adalah film yang menyenangkan untuk diulik karena memang menantang. Terus jajaran cast-nya seru-seru dan banyak juga artis lokal dari Makassar yang support," ungkapnya.

Selain berhadapan dengan tantangan dalam memerankan karakter, Michelle juga harus berlatih menggunakan dialek Makassar untuk menambah kedalaman peran yang ia jalani. 

Film ini mengambil lokasi syuting di beberapa tempat di Sulawesi Selatan, salah satunya di Bulukumba, yang dikenal sebagai tempat pembuatan kapal Pinisi, simbol budaya yang sangat terkenal dari Makassar.

Proses syuting Puang Bos mengambil tempat di beberapa lokasi yang berhubungan erat dengan kebudayaan Makassar, terutama di Bulukumba. Di sini, kapal Pinisi yang merupakan simbol kebanggaan masyarakat Makassar, dibuat secara turun-temurun. 

"Memang dari dulu turun temurun bikinnya di situ, tempat pembibitan pohon na'nasanya dan kayu untuk pembuatan kapal pinisinya di situ juga. Jadi kita syuting di Bulukumba banget," jelas Michelle Ziudith.

Tidak hanya memperkenalkan budaya lokal, Puang Bos juga menyuguhkan cerita yang berbeda dari biasanya. Dalam film ini, penonton akan disuguhkan dengan kisah cinta Dewa Rucci (diperankan oleh Ibrahim Risyad), yang harus menghadapi tuntutan ayahnya untuk segera menikahi dan melanjutkan bisnis pembuatan kapal Pinisi keluarga. 

Di tengah kebimbangan, Dewa bertemu dengan Pertiwi (Michelle Ziudith), yang merupakan cinta masa lalunya. Kisah cinta mereka diuji dengan berbagai persoalan dan konflik yang muncul seiring berjalannya waktu.

Penulis : Ari Kurniawan
Editor : Ari Kurniawan