Sinopsis NAIK RANJANG SCTV Episode 185, Hari Ini Jumat 22 November 2024:  Hani Sudah Tak Anggap Sigit sebagai Ayah 

Binsar Hutapea | 22 November 2024 | 17:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sinopsis NAIK RANJANG SCTV Episode 185, Hari Ini Jumat 22 November 2024:  Hani Sudah Tak Anggap Sigit sebagai Ayah 

Dean melaju kencang dengan mobilnya di jalanan, tetapi tiba-tiba sebuah mobil Jeep muncul, menyalip dan sengaja menghadang jalannya. Dean terkejut melihat sekumpulan orang yang keluar dari mobil tersebut. Alih-alih menjawab saat Dean bertanya di mana Erwin dan Tyas, orang-orang itu justru mengayunkan balok kayu ke arahnya. Dean semakin terkejut karena serangan itu nyata, bukan sekadar ancaman. Ia tidak menyangka akan benar-benar diserang. Terpaksa, Dean melawan.

Di sisi lain, mobil Erwin melaju di jalan yang sama. Dari kejauhan, Tyas dan Erwin melihat Dean yang sedang dikeroyok oleh lima pria bertopeng. Tyas sangat terkejut melihat Dean terlibat perkelahian sengit. Ia langsung turun dari mobil sambil menangis histeris melihat Dean terus dipukul dengan balok kayu.

Gino, yang tetap duduk di dalam mobil, menatap Tyas dengan perasaan sedih. Matanya berkaca-kaca, berusaha menahan tangis. Ia bertanya dalam hati, *"Jika aku yang berada di posisi Dean, apakah Tyas akan sesedih dan secemas ini? Ataukah justru dia tidak peduli?"* Tangisan Tyas untuk Dean membuat hati Gino dipenuhi rasa cemburu. Ia bahkan rela mengorbankan nyawanya asalkan bisa kembali merebut hati Tyas.

Sementara itu, di tempat lain, Sigit duduk termenung dengan wajah murung. Dengan nada lemah, ia bertanya kepada Hani apakah Hani tahu ke mana Wulan dan Abel pergi. Namun, Hani tetap diam dan terus mengabaikan Sigit, membuatnya marah. Hani, dengan sikap sinis, mengatakan bahwa ia sudah tidak menganggap Sigit sebagai ayahnya lagi. Ia menegaskan bahwa Sigit tidak memiliki hak untuk marah atau menghakiminya. Menurutnya, hubungan darah mereka sudah tidak ada artinya lagi.

Ucapan Hani sangat mengejutkan Sigit. Dadanya terasa sesak mendengar kata-kata itu, hingga ia meringis kesakitan. Namun, Hani tetap tidak peduli dan meninggalkannya tanpa sedikit pun rasa simpati.

Penulis : Binsar Hutapea
Editor : Binsar Hutapea