Indonesia, Negeri yang Kaya dengan Dongeng Cerita Rakyat
TABLOIDBINTANG.COM - Perempuan berusia 60 tahun itu bersuara lantang di antara puluhan anak dan dewasa yang mengelilinginya dalam Festival Dongeng Internasional Indonesia 2016.
Ia mengisahkan cerita ihwal putri Raja Soya di Ambon yang bernama Ta Ina Luhu. Kisah sang putri menjadi legenda yang kerap dipakai orangtua untuk menakut-nakuti anak kecil yang membandel.
“Orang-orang di Maluku kalau sedang turun hujan panas (hujan tapi ada terik matahari) tidak berani ke jalan. Mereka percaya Nenek Luhu akan lewat dan senang mengambil anak kecil. Ciri-cirinya kakinya sebelah manusia, sebelah kaki kuda,” tutur Fanny Haurissa yang biasa disapa Mama Fanny, Sabtu pekan lalu.
Dongeng sejak dulu disampaikan oleh orangtua, kakek, atau nenek sebagai pengantar tidur bagi anak dan cucu mereka. Beraneka macam kisah diceritakan tanpa teks secara berulang. Anak-anak dulu pasti tak asing dengan dongeng Si Kancil, Bawang Merah dan Bawang Putih, Sangkuriang, Si Malin Kundang, Keong Mas, Timun Mas, dan banyak lagi.
Sekarang pun dongeng masih disampaikan, namun dengan ceritanya yang sudah berbeda. Cerita rakyat yang diperdengarkan turun-temurun mulai menghilang. Anak-anak modern tak begitu mengenal lagi cerita dan tokoh-tokoh dongeng tradisional yang merupakan bagian dari kekayaan literasi Indonesia.
Ariyo Zidni, pendiri komunitas Ayo Dongeng Indonesia mengungkapkan alasannya mengangkat cerita rakyat Indonesia dalam gelaran Festival Dongeng Internasional Indonesia 2016 pada awal November lalu. “Kami ingin kita semua bisa merasakan ‘Cerita Indonesia’ yang sesungguhnya dalam festival ini,” ucap Ariyo.
Mengangkat cerita Indonesia, menurutnya, adalah upaya untuk memenuhi rasa rindu terhadap kekayaan cerita dari negeri sendiri. Hal ini juga menjadi upaya guna mengenalkan cerita-cerita tersebut kepada anak-anak. “Satu cerita yang dibagikan senilai dengan satu tradisi yang melampaui generasi,” tuturnya.
Pada pagelaran itu, puluhan pendongeng dari berbagai daerah juga luar negeri berkumpul. Mereka membawakan cerita rakyat Nusantara dari Timur hingga ke Barat. Mama Fanny termasuk salah pendongeng yang ikut berpartisipasi. Wanita dari Maluku ini untuk pertama kalinya datang mendongeng di Jakarta.
Selama dua hari ia membawakan dua cerita rakyat yakni dongeng Jangkrik dan Belalang serta dongeng asal Maluku, Nenek Luhu. Di kota asalnya di Ambon, Fanny dikenal sebagai pendongeng legendaris. Ia kerap mengisi acara mendongeng ataupun mengajarkan cara mendongeng kepada mahasiswa di sana.
Aktivitas mendongeng sudah dijalani sejak duduk di bangku sekolah menengah atas di tahun 1976. Selama aktif menjadi pendongeng, Fanny sering membawakan cerita hewan atau cerita rakyat. “Dari dongeng fabel kita bisa banyak menyampaikan nilai baik. Cerita rakyat pun demikian. Kisah Nenek Luhu itu semua orang Maluku tahu, tapi tak banyak yang bisa membawakannya dengan baik,” tutur Fanny.
Stok cerita rakyat di Maluku, dia mengimbuhkan, cukup banyak. Namun kendalanya adalah minimnya orang yang berani muncul sebagai pendongeng. “Banyak yang suka bercerita, tapi belum banyak yang berani tampil,” ujarnya. Lain halnya di Pulau Jawa atau di beberapa kota lain yang dimeriahi oleh kelahiran komunitas-komunitas mendongeng.
-
-
Berita
Emmanuella Mila, Menaburkan Budaya Mendongeng untuk Kecerdasan Anak Indonesia
Yohanes Adi PamungkasSelasa, 25 Juli 2017 -
-
-
Berita
Festival Dongeng Internasional Indonesia 2016: Dongeng Sarana yang Belajar yang Baik
aura.co.idKamis, 27 Oktober 2016 -
Berita
4 Manfaat Mendengar Dongeng Sebelum Tidur Untuk Si Kecil
Wayan DianantoKamis, 13 Oktober 2016 -
-
Film Tv Musik
Laudya Cynthia Bella Janjikan "Surga yang Tak Dirindukan 2" Lebih Menguras Airmata
Panditio RayendraKamis, 21 Januari 2016 -
Berita
Yuk, Ikut Bantu Tuna Netra dengan Mengetik Ulang Buku
Khairiyah SartikaKamis, 9 Oktober 2014