[RESENSI FILM] Surga Yang Tak Dirindukan 2, Drama dan Tetes Air Mata

Wayan Diananto | 25 Februari 2017 | 13:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Meirose (Raline) pergi bersama anaknya, Akbar (Keefe). Keduanya meninggalkan Arini (Laudya), Pras (Fedi), dan putri mereka Nadia (Sandrinna).

Begitulah akhir bahagia Surga Yang Tak Dirindukan dua tahun lalu. Sekuel ini melanjutkan kisah yang sebenarnya sudah selesai. Dibutuhkan upaya keras agar lanjutan ini terasa masuk akal, tidak menyakiti perasaan mereka yang sudah bahagia menyaksikan perjalanan Pras, Arini, serta sosok yang datang dan pergi, Meirose.

Dan kisah pun berlanjut. Arini memperoleh kesempatan mempromosikan buku Istana Bintang ke Budapest, Hongaria. Tidak disangka, ia bertemu Meirose dan Akbar di sebuah masjid. Sayangnya, agenda Arini di Budapest tak berjalan mulus. Ketika mengejar Nadia yang tiba-tiba menghilang di pusat perbelanjaan, Arini ambruk. Ia dilarikan ke rumah sakit.

Dokter Syarief (Reza) yang menangani Arini menemukan kanker stadium akhir. Kanker ini “lanjutan” dari kanker rahim yang pernah menyerang Arini dua tahun lalu. Dialog Arini dan Syarief soal berapa lama usia Arini yang tersisa didengar Nadia.

Kisah sukses Arini sebagai penulis buku terkenal berubah warna menjadi kisah soal penyintas kanker. Belum sempat kita mengenal seberapa tangguh Arini berjuang melawan penyakit, kisah kembali berubah warna menjadi perjuangan anak dalam membahagiakan ibunya yang menanti ajal. Lalu, Alim dan Hanung menyempitkan ruang cerita menjadi bagaimana anak dan suami menyikapi hidup yang mendadak terasa begitu kejam.

Setelah dua kali berubah warna, Surga menunjukan “sifat aslinya.” Ia memberi sedikit pilihan kepada penonton tentang bagaimana kisah ini harus berakhir. Dengan berpindahnya sudut pandang cerita dari Arini menuju putri kecilnya, Nadia, dengan mudah kita tahu bagaimana akhir kisah ini.

Lalu kita dibawa Hanung hanyut dalam drama yang akrab dengan tetes air mata. Sejujurnya, film semacam ini bagi sineas sekelas Hanung terasa mudah saja. Namun, bukan Hanung namanya jika tidak meninggalkan signature dalam setiap karyanya. Momen Pras-Meirose di dapur sangat manis. Di sinilah, Hanung mengikat Fedi-Raline dengan chemistry hangat dan Pas. Sementara momen Arini membacakan dongeng kepada anak-anak penderita kanker bersama Syarief sangat menyentuh.

Pemain        : Laudya Cynthia Bella, Fedi Nuril, Raline Shah, Reza Rahadian, Sandrinna M. Skornicki, Keefe B. Ardiansyah 
Produser    : Manoj Punjabi
Sutradara    : Hanung Bramantyo
Penulis        : Alim Sudio, Hanung Bramantyo, Manoj Punjabi
Produksi    : MD Pictures
Durasi        : 1 jam, 58 menit

 

(wyn/gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto