Kisah Imelda Tjoe Jadi Dokter Kecantikan karena Alami Jerawat saat Kecil

Binsar Hutapea | 10 September 2023 | 05:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Masa kecil identik dengan bermain bersama teman-teman sepanjang waktu. Namun, cerita berbeda dirasakan dokter kecantikan di Medan, dr. Imelda Tjoe, yang memiliki gelar AAAM (USA), Mbiomed (AAM), MHum, dan MKM serta berprofesi sebagai seorang dokter kecantikan di Medan. Ada satu kejadian di masa kecilnya yang kemudian memengaruhi pandangan hidupnya di masa depan. Pengalaman masa kecilnya telah menjadi sumber motivasi utama dalam perjalanan karirnya.

Semuanya bermula ketika dr. Imelda masih berusia 10 tahun. Saat itu, ia mengalami masalah yang mengganggu yaitu jerawat di wajahnya. Ia tidak berhasil menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Sejak saat itu, tekadnya untuk belajar dan menjadi seorang dokter muncul, dimulai dengan niat untuk menyembuhkan dirinya sendiri.

"Sejak saya berusia 10 tahun, saya sudah menghadapi masalah jerawat dan telah mencoba berbagai pengobatan, namun masalahnya tidak kunjung hilang. Oleh karena itu, saya bersumpah untuk menjadi seorang dokter agar dapat menyembuhkan diri sendiri, keluarga, dan orang-orang di sekitar saya, sehingga mereka juga bisa merasakan kulit yang sehat," ungkap dr. Imelda, yang kini berusia 40 tahun.

Sejak 2005, dr. Imelda sepenuhnya mengabdikan hidupnya pada bidang estetika. Ia telah mengembangkan keterampilannya dalam berbagai prosedur medis kecantikan, termasuk injeksi, filler, botox, benang, serta perawatan laser untuk flek, bopeng, dan jerawat. Selain itu, ia juga menguasai akupunktur kecantikan, ilmu anti-penuaan, dan pengetahuan gizi, selain tentu saja ilmu estetika.

Pendidikan S1-nya dilalui di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia. Selain itu, ia aktif dalam mengejar ilmu dengan perjalanan ke berbagai negara, seperti Taiwan, Singapura, Korea, Amerika Serikat, Monaco, Spanyol, Slovenia, Georgia, Inggris, Perancis, dan negara-negara Eropa lainnya.

"Selain itu, saya juga mengejar ilmu di Universitas Prima Indonesia dalam bidang ilmu S-2 lainnya," tambahnya.

Dokter Imelda kemudian mengenang awal mula membuka klinik kecantikan pribadinya, yang ia beri nama Kliniix Slimm. Klinik awalnya hanya memiliki tiga tempat tidur pasien, namun seiring berjalannya waktu, kliniknya berkembang menjadi memiliki 30 tempat tidur. Kini, kliniknya bahkan mampu melayani pasien dari Eropa dan Amerika Serikat. Ia juga memiliki merek kecantikan sendiri bernama Bernice dan akan segera meluncurkan produk-produk baru dalam waktu dekat.

"Meraih pujian dan penghargaan atas kerja keras saya adalah suatu kebahagiaan tersendiri," ujarnya.

Saat merawat begitu banyak pasien, dr. Imelda merasa beruntung karena sering mendapat kesan positif dari mereka. Banyak pasien datang ke kliniknya dengan rendah diri akibat masalah kulit seperti jerawat. Salah satu kisah sukses yang ia ingat adalah ketika ia bertemu dengan seorang pasien di luar klinik yang merasa lebih percaya diri dan bahagia karena penampilannya yang semakin menarik.

Namun, tidak selamanya perjalanan menjadi mudah. Terkadang, ia juga menghadapi pasien yang berharap hasil instan.

"Padahal, semua hal memerlukan waktu dan proses, dan beberapa orang hanya fokus pada harga. Padahal, yang kami tawarkan adalah pengalaman dan keahlian kami sebagai dokter yang telah banyak berpengalaman. Oleh karena itu, harga bukan satu-satunya pertimbangan, tetapi kualitas produk atau perawatan serta pengalaman dan keahlian kami yang relatif lebih penting," tegasnya.

Kesuksesan tidak datang secara instan. Bagi mereka yang menekuni bidang yang sama, kunci utamanya adalah terus belajar dan mencintai apa yang mereka lakukan.

"Kuncinya adalah selalu belajar. Di dunia kecantikan medis, pengetahuan intelektual dan keahlian artistik sangat dihargai. Oleh karena itu, kita harus teliti dan pastikan bahwa kita mengerjakannya dengan penuh cinta. Jangan hanya mengikuti tren tanpa kesungguhan hati," pungkasnya.

Penulis : Binsar Hutapea
Editor : Binsar Hutapea