11 Kalimat Andalan Orang-Orang dengan Kecerdasan Emosi Rendah

Alam Mary | 21 Oktober 2023 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Bahasan mengenai kecerdasan emosi atau EQ sudah sering kita dengar. Bahwa memiliki EQ tinggi sama atau bahkan lebih penting dari IQ tinggi juga sudah kita pahami. Namun tak banyak yang mengenali tanda-tanda seseorang memiliki EQ tinggi. Mungkin sebagian hanya merasa memiliki EQ tinggi, padahal nyatanya tidak.

Dilansir dari The Expert Editor, mengenali orang-orang dengan EQ rendah ternyata lebih mudah. Karena ada kalimat-kalimat andalan yang sering terlontar dari mulut mereka saat berinteraksi dengan orang lain. Dan kalimat-kalimat ini masuk ke dalam kategori EQ rendah berdasarkan dampaknya terhadap perasaan orang lain yang mendengar.

Terdapat 11 kalimat yang menandakan seseorang memiliki EQ rendah. Setelah mengetahuinya, minimal sama-sama yuk mengurangi. Biar terlihat lebih cerdas emosinya, hehehe. Berikut daftarnya.

1. "Tenang, dong!"

Seseorang yang dalam kondisi panik, jelas tidak akan merasa tenang hanya dengan disuruh tenang. Malah seringnya berkebalikan dan semakin panik. Jika Anda memang mau membantu menenangkan, pilih kalimat lain yang tidak mengecilkan perasaan panik orang tersebut.

2. "Itu bukan masalah besar!"

Hampir sama dengan kalimat pertama, kalimat semacam ini hanya akan membuat orang merasa tidak berarti, tidak penting. Kalimat seperti "Saya bisa melihat bagaimana ini sangat mengganggumu" atau ucapkan kalimat sederhana seperti "Apa yang bisa saya bantu?" akan membuat Anda terdengar lebih bijak.

3. "Kamu itu selalu ..." atau "Kamu itu enggak pernah ..."

Ini kalimat yang sering terucap dalam keadaan marah. Padahal coba ingat baik-baik, apakah seseorang yang sedang Anda serang dengan kalimat ini benar-benar "selalu" atau benar-benar "tidak pernah" akan sesuatu hal terhadap Anda? Lantas apakah menurut Anda adil melabeli orang lain seperti itu padahal itu tidak benar?

4. "Maaf, kalau kamu jadi merasa begitu."

Apakah itu terdengar seperti permintaan maaf yang tulus? Tentu tidak. Kalimat ini lebih terdengar seperti tanpa empati. Senada dengan kalimat "Ikut sedih, tapi ya itu masalah kamu, bukan saya." Akan lebih baik jika Anda terang benderang meminta maaf saat merasa bersalah, namun tanpa perlu menambahkan embel-embel lainnya.

5. "Saya tahu apa yang kamu rasakan."

Kenyataannya, tidak ada orang yang sama persis perasaannya walau pengalaman yang dilewati mungkin sama. Jadi melontarkan kalimat seperti ini hanya akan membuat orang menilai Anda sebagai si paling sok tahu.

6. "Bukan salah saya!"

Kalimat defensif menandakan ketidakmatangan mental seseorang. Hanya anak kecil yang tidak mau disalahkan atas sesuatu. Lantas, sudah usia dewasa seperti ini, apa Anda masih bermental anak-anak? 

7. "Kamu itu terlalu sensitif!"

Tidak seorang pun yang senang dibilang sensitif atau baperan saat sedang merasakan emosi sedih atau kecewa. Tapi dengan mudahnya di zaman sekarang ini seseorang melabeli orang lain dengan sebutan 'baperan'. Apakah kita dalam keadaan darurat EQ?

8. "Saya tidak butuh masukan dari kamu."

Seseorang yang cerdas memiliki pandangan terbuka. Mereka tidak pernah menutup diri dari saran atau kritik. Maka jika Anda selalu bersikeras dan menyatakan dengan lantang kalau tidak butuh pendapat orang lain, bisa simpulkan sendiri artinya bukan?

9. "Itu cuma bercanda."

Ketika seseorang sudah menanggapi serius akan sesuatu, lantas kita malah menjawab dengan santai kalau tadi itu cuma bercanda, apa masih perlu dijelaskan lagi di bagian mana EQ rendahnya? 

10. "Terserah."

Seseorang dengan EQ rendah akan menggunakan kalimat ini sebagai jurus pamungkas saat berada dalam percakapan yang dirasa tidak menguntungkan dirinya. Tentu saja ini sangat menunjukkan EQ yang rendah. Karena ada banyak pilihan kalimat lain yang bisa digunakan untuk menutup dan menunda diskusi dengan baik. 

11. "Ya itulah saya."

Kalimat semacam ini terdengar seperti seseorang yang ingin lepas tanggung jawab dari kesalahan yang diperbuat. Meminta orang lain memaklumi, padahal koreksi dan masukan untuk memperbaiki kesalahan dari orang lain kadang diperlukan agar kita menjadi individu yang lebih baik lagi.

Penulis : Alam Mary
Editor : Alam Mary