Britney Spears Pernah Gugurkan Kandungan, Ini yang Dialami Wanita setelah Aborsi

Alam Mary | 24 Oktober 2023 | 22:00 WIB
TABLOIDBINTANG.COM - Belum lama ini terungkap makna lagu "Everytime" yang sebenarnya dari Britney Spears yang dirilis 20 tahun lalu. Ternyata tema cinta yang diangkat bukanlah kisah cinta antara seorang wanita dengan pria pujaannya. Melainkan kisah cinta antara seorang ibu dan bayi yang terpaksa digugurkannya hingga kemudian meninggalkan penyesalan mendalam. Sebuah lagu yang sangat menyedihkan bila benar-benar kita cerna liriknya.
Well, apa yang terjadi pada seorang wanita setelah ia melakukan aborsi atau menggugurkan kandungan memang masih menimbulkan banyak kesalahpahaman. Kebanyakan mengira jika seseorang yang aborsi hanya akan kehilangan janin yang dikandungnya, kemudian semua akan kembali normal seperti biasa. Namun kenyataannya tidaklah sesederhana itu. Wanita yang melakukan aborsi akan merasakan banyak hal yang mungkin ia sendiri tidak mengira akan terjadi sebelumnya. Terutama secara biologis pada tubuhnya sendiri.
Melansir dari Pregnancy Resources Center, beberapa hal berikut merupakan kejadian-kejadian khusus yang akan dialami tubuh wanita yang melakukan aborsi.
1. Perubahan hormonal
Aborsi hanya mengakhiri kehamilan secara artifisial. Artinya, tidak akan ada perubahan berarti pada tubuh wanita yang melakukan aborsi, kecual hanya kehilangan janinnya. Efek dilepaskannya plasenta pada proses aborsi juga akan membuat sistem hormon terganggu. Butuh waktu cukup lama untuk bisa kembali normal seperti saat tidak hamil. Itulah sebabnya, tes kehamilan yang dilakukan setelah aborsi masih akan menunjukkan hasil positif hingga beberapa pekan berikutnya. 
Kembali kepada perubahan hormonal, wujud nyatanya hampir sama dengan mereka yang mengalami depresi setelah melahirkan atau post partum depression. Yakni reaksi kewalahan, perasaan bersalah, kemarahan, hingga kondisi mati rasa pada level terburuk. Banyak wanita yang selesai melakukan aborsi merasa 'kosong' jiwanya. Ini dikarenakan hormon oxytocin (hormon cinta) yang biasa didapat melalui hubungan bonding dengan buah hati yang dilahirkan tidak terjadi pada wanita yang aborsi. 
2. Payudara yang membesar
Saat wanita memasuki masa kehamilan, perubahan terjadi pada area payudara. Selain jaringannya yang bertumbuh, bagian permukaan dan juga putingnya juga menjadi lebih halus. Walau aborsi sudah dilakukan, proses perubahan payudara tidak lantas berhenti dan kembali normal. Membutuhkan waktu cukup lama hingga beberapa pekan untuk bisa kembali ke ukuran normal. 
3. Laktasi atau produksi ASI
Payudara yang membesar saat masa kehamilan bisa terjadi salah satunya karena tubuh sedang memproduksi ASI untuk proses menyusui nanti. Saat aborsi dilakukan, seiring dengan terlepasnya plasenta, tubuh akan memberi sinyal agar payudara mulai mengeluarkan cairan susu, sama seperti mereka yang baru saja melahirkan. Dan proses keluarnya ASI ini tidak langsung bisa berhenti. Bahkan jika dipompa secara rutin, wanita yang aborsi bisa saja mendonorkan ASI-nya.  
4. Koneksi sel
Berdasarkan studi epidemiologi yang telah dirilis dalam jurnal internasional, setiap wanita yang hamil akan bertukar sejumlah kecil sel dengan anaknya yang berada dalam kandungan. Fenomena ini disebut microchimerism. Walau kemudian dilakukan aborsi, sel anak ini akan terus berada pada tubuh ibu selamanya sebagai tanda pernah tumbuh sebuah kehidupan lain dalam rahimnya. Karena keberadaan sel ini pula, bisa dilakukan tes DNA untuk memastikan seorang wanita pernah hamil atau tidak.
Penulis : Alam Mary
Editor : Alam Mary