10 Cara Aman Berenang, Kurangi Risiko Terkena Pneumonia dan Penyakit Lainnya

Alam Mary | 13 Desember 2023 | 12:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kebanyakan patogen atau mikroorganisme penyebab penyakit mati di air kolam yang mengandung klorin. Akan tetapi, perenang yang biasa menggunakan kolam umum tetap harus secara maksimal melindungi dirinya dari kemungkinan terpapar bakteri lainnya yang diam-diam mengintai. Karena berenang di kolam umum berarti bersinggungan dengan lebih banyak orang asing yang membawa kumannya masing-masing.

Terkait klorin yang tidak dapat membunuh mati semua mikroorganisme berbahaya, berikut ini beberapa fakta penyebabnya seperti dilansir dari laman organisasi non profit AARP.

1. Ketika seseorang buang air kecil di kolam, ini akan menyebabkan fungsi kimia klorin menurun. Akibatnya, semakin banyak mikroorganisme dalam air kolam yang sulit dimusnahkan.

2. Klorin tidak mematikan semua mikroorganisme dengan seketika. Sementara sebagian langsung mati, ada beberapa yang bertahan hidup berhari-hari di air yang mengandung klorin. 

3. Saat berenang di kolam umum, ini artinya berbagi air renang dengan banyak orang. Jika ada satu saja penderita diare ikut berenang, hanya butuh 10 kuman atau kurang untuk menyebabkan infeksi.

4. Satu orang saja cukup untuk mengontaminasi satu kolam. 

5. Walau cuma sedikit menelan air kolam, ini sudah bisa membuat seseorang sakit hingga 3 minggu lamanya.

Adapun jenis mikroorganisme penyebab diare dan pneumonia yang biasa terdapat di kolam dan cukup lama daya tahan hidupnya adalah Cryptosporidium dan Legionella. 

Lantas apa yang bisa dilakukan para perenang agar seminimal mungkin terkena risiko penyakit, berikut ini panduannya. 

1. Jangan berenang jika Anda sedang menderita diare. Terlebih jika diagnosa sakitnya melibatkan parasit Cryptosporidiosis. Maka sebaiknya hindari berenang selama 2 minggu atau hingga diare benar-benar sudah sembuh.

2. Mandi sebelum berenang. Ini dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan tubuh membawa kuman berbahaya ke dalam kolam. Bersihkan tubuh dengan sabun terutama bagian-bagian yang kemungkinan menjadi penyebar mikroorganisme, seperti dubur dan area kemaluan secara keseluruhan. 

3. Jangan pernah menelan air kolam. Ingat, klorin hanya membunuh sebagian besar mikroorganisme. Beberapa jenis yang bahkan berbahaya bisa bertahan hidup selama beberapa hari. 

4. Untuk anak-anak, secara berkala ajak untuk membersihkan diri di kamar mandi. Suruh mereka buang air kecil dan basuh dengan sabun. Untuk anak yang lebih kecil, ganti popok khusus renang setiap satu jam. Lakukan semuanya di luar air kolam agar tidak menyebabkan kontaminasi. 

5. Waspadai mata merah dan aroma klorin yang menyengat. Jika terlihat orang-orang yang berenang lebih dulu matanya merah dan bersamaan dengan itu tercium aroma klorin menyengat, ini menandakan air kolam sudah tercemar air seni, feses, dan keringat yang berlebih. Jangan memaksakan diri berenang, karena kemampuan klorin juga sudah menurun drastis.

6. Tutup rapat luka dengan plester khusus air. Luka yang terbuka berarti semakin tinggi pula kemungkinan masuknya mikroorganisme berbahaya ke dalam tubuh. Jika ukuran luka cukup besar dan dalam atau baru saja melakukan tindik, lebih baik tidak berenang sementara waktu.

7. Perhatikan keamanan telinga. Jika Anda tidak menggunakan penutup telinga, maka bersihkan seksama kedua liang telinga saat mandi setelah selesai berenang. 

8. Bersihkan keseluruhan tubuh menggunakan sabun setelah selesai berenang. Jangan menunda terlalu lama untuk mandi. Bersantai-santailah di tepian kolam setelah lebih dulu mandi bersih.

9. Jika Anda mendapati kondisi kolam tidak sesuai dengan kriteria keamanan, maka sampaikan keluhan ke pengurus kolam. Mintalah untuk dilakukan pemeriksaan hingga ditemukan jawaban yang memuaskan. 

10. Lakukan yang menjadi tugas dan kewajiban Anda. Yakni, ke-9 poin sebelumnya di atas. Maka renang yang lebih aman akan didapatkan oleh semua orang.

Penulis : Alam Mary
Editor : Alam Mary