5 Tanda Anak Sedang Alami Perundungan di Sekolahnya

Alam Mary | 3 Maret 2024 | 17:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tidak semua anak mau mengakui kalau sedang jadi korban perundungan di sekolahnya. Penyebabnya bisa jadi karena malu atau merasa kalau cerita pun akan sia-sia belaka. Karena buntut dari mengadu biasanya malah memperburuk keadaan. Istilahnya, anak akan semakin di-bully di sekolahnya.

Namun idealnya, para orang tua tetap harus memiliki kepekaan. Orang tua sebaiknya menjadi pihak pertama yang mengetahui apakah anaknya baik-baik saja di sekolah atau justru membutuhkan bantuan dan pertolongan. Dengan begitu, anak dapat terhindar dari perundungan berkepanjangan dan hal-hal buruk yang tidak diinginkan.

Membantu orang tua agar lebih peka, berikut beberapa tanda bahwa anak sedang menjadi korban perundungan di sekolahnya. Orang tua bisa memeriksa dan mencocokkan tanda-tanda tersebut dengan melihat perilaku keseharian anak.

1. Tidak pernah lagi atau malas menggunakan kamar mandi sekolah. Kenapa? Karena tindak perundungan biasa dilakukan di kamar mandi sekolah. Tempat yang pasti tidak ada CCTV dan seringnya jauh dari pengawasan guru.

Dari sini, orang tua bisa mulai bertanya kepada anak, apakah dia suka menggunakan kamar mandi sekolah. Atau justru suka menahan buang air kecil atau besar sampai kembali ke rumah? Tanyakan alasan mengapa anak tidak mau menggunakan kamar mandi sekolah.

Belum tentu juga karena perundungan, karena bisa jadi memang hanya malas atau merasa tidak nyaman. Namun orang tua harus benar-benar mendapatkan jawaban yang memuaskan.

2. Terlihat kesal setelah menerima pesan singkat atau telepon. Maka ada waktunya orang tua memeriksa ponsel anak.

Bukan melanggar privasi, namun jika sudah muncul perilaku tidak wajar dan anak juga terkesan malas membicarakan kekesalannya, intervensi orang tua tetap dibutuhkan agar terang benderang permasalahan sebenarnya. Mana tahu setelah diperiksa ponselnya ternyata anak merasa kesal cuma karena hal biasa? Tentu orang tua bisa segera tenang dan bersyukur.

3. Tidak lagi berteman dengan teman-temannya yang sebelumnya terlihat dekat. Maka orang tua bisa mencoba dengan menanyakan kabar si A atau si B.

Tanyakan mengapa tidak pernah main bersama lagi atau tidak pernah membicarakan temannya lagi.

4. Mulai sering mengisolasi diri. Malas atau menghindar dari melakukan aktivitas menyenangkan di sekolah. Lebih sering menghabiskan waktu di kamarnya sendirian. Ketika perilaku ini muncul dan menetap, obrolan mendalam antara orang tua dan anak harus segera sering-sering dilakukan.

Minimal kunjungi kamarnya, tanyakan apakah ada yang sedang membuat hatinya susah, dan lain sebagainya. Bukan berarti jadi orang tua yang mau ikut campur banget urusan anak. Tapi orang tua memang harus terus berusaha dekat dengan anak, mau sambutannya baik atau pun tidak. Yang penting anak tahu orang tuanya akan selalu ada untuk mereka.

5. Mulai sering berbicara buruk dan memandang negatif dirinya sendiri. Ini berarti dia mulai terpengaruh perkataan-perkataan buruk dari para pelaku perundungan.

Anak mulai merasa bahwa benar adanya dirinya buruk dan tidak berarti. Tentu ini menjadi tanda-tanda yang cukup mengkhawatirkan. Segera dekati anak, yakinkan bahwa mereka berharga dan bahwa pandangan buruk tentang diri mereka itu tidaklah benar.

Penulis : Alam Mary
Editor : Supriyanto