Penyebab Tahun ini Lebih Sedikit Orang Indonesia Beri Hadiah di Valentine

Indra Kurniawan | 7 Maret 2024 | 23:59 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Hari Kasih Sayang atau Valentine yang dirayakan setiap 14 Februari selalu berhasil membawa orang Indonesia untuk mengakses toko online (e-commerce).

Menariknya, pada 2024 ini, animo masyarakat terhadap hari kasih sayang menurun. Berdasarkan penelitian oleh jaringan afiliasi Admitad, tahun ini jumlah pesanan selama minggu liburan mengalami penurunan sebesar 13 persen.

Tidak cuma itu, biaya bagi pasangan yang sedang jatuh cinta berkurang sebesar 6 persen. Sepanjang minggu liburan, pengguna berbelanja di bagian pakaian dalam, elektronik, produk rumah tangga, perhiasan, dan produk kecantikan.

Neha Kulwal, Managing Director dari MITGO untuk area India & APAC menyebutkan, “Hari Valentine tampaknya perlahan kehilangan relevansinya di kawasan Asia Pasifik (APAC), khususnya di Indonesia. Meskipun terjadi pertumbuhan secara keseluruhan di segmen e-commerce dan tren pembelian hadiah secara online selama Valentine's Day”. 

Masyarakat Indonesia menunjukkan antusiasme yang lebih rendah untuk minggu liburan itu dibandingkan tahun lalu, bahkan jika dibandingkan dengan minggu biasa tanpa liburan pada 2024. 

Nilai pesanan rerata mencapai 35 USD atau Rp 542,500. Tren menarik lainnya adalah semakin kaburnya batas aktivitas antara 14 Februari itu sendiri dan hari-hari lain. 

Admitad menganalisis lebih dari 7 juta pesanan di seluruh dunia dan lebih dari 200 ribu pesanan di Indonesia, dan menemukan bahwa peningkatan aktivitas belanja online terus berlangsung hingga akhir pekan.

Banyak orang Indonesia memutuskan untuk tidak terburu-buru dan merayakan liburan dengan tenang bersama orang yang mereka cintai selama akhir pekan.

Lebih dari 25 persen penjualan selama minggu liburan di Indonesia terjadi di kategori fashion, termasuk pakaian dalam, aksesori, dan perhiasan. Elektronik juga menjadi kategori yang dapat kerap diandalkan  oleh 13 persen dari pasangan sebagai hadiah selama hari Valentine. 

Hadiah-hadiah ini mencakup barang dari kategori peralatan rumah tangga, smartphone, headphone, dan bahkan komponen komputer. Sebagai contoh, banyak orang memutuskan untuk menyenangkan pasangan mereka dengan kartu grafis modern.

Sebanyak 10,3 persen dari penduduk Indonesia memutuskan untuk memberikan produk kecantikan kepada pasangan mereka. Selain itu,  sebanyak 10 persen dari hadiah termasuk barang rumah tangga dan hiasan interior lucu. 

Bunga juga dibeli dalam 8 persen dari populasi, dan barang hobi sebanyak 6 persen. Sebanyak 6 persen dari semua pesanan online dibuat dalam kategori pengiriman makanan.

Menariknya, hingga 10 persen dari semua pembelian online berasal dari segmen permainan daring. Tampaknya, banyak orang Indonesia yang tidak memiliki rencana kencan selama liburan memilih untuk menghibur diri dengan bermain gim.

Sehingga pertumbuhan yang mencatat rekor dari tahun lalu mencakup pengiriman makanan yang meningkat sebanyak 35 persen, pembelian bunga tumbuh sebesar 23 persen, dan kategori Elektronik Konsumen meningkat 10 persen.

Pada periode ini, situs konten dan media online, toko afiliasi, aplikasi seluler, jaringan sosial, program loyalitas, dan iklan kontekstual memiliki pengaruh terbesar pada pikiran para pembeli. 

Selain itu, berdasarkan hasil riset dari Admitad juga ditemukan 15 persen dari orang Indonesia menggunakan cashback saat memesan online. Lebih dari 10 persen menggunakan kupon.

Admitad sendiri adalah jaringan mitra yang menyediakan serangkaian solusi teknologi tinggi untuk pengiklan dan penerbit dari semua ukuran untuk membantu mereka mengembangkan bisnis mereka secara global dengan kemitraan strategis.

Admitad menghubungkan merek dan pengecer dengan lebih dari 100 ribu penerbit aktif di seluruh dunia. Situs web konten, influencer, dan kreator, situs perbandingan harga, subnetwork, layanan deal dan cashback, pemasar email, dan pembeli media dapat membuka aliran pendapatan baru dengan portofolio merek teratas Admitad di lebih dari 40 kategori.

Penulis : Indra Kurniawan
Editor : Indra Kurniawan