10 Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin Pertemanan Renggang

Alam Mary | 20 Juni 2024 | 06:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Anda termasuk yang sering merasa dikelilingi teman-teman toksik? Merasa jika teman-teman selalu meninggalkan dan tidak melibatkan Anda? Istilahnya, "suka tidak diajak". Jangan-jangan Anda sendiri yang tidak memiliki kualitas sebagai seorang teman. Bisa jadi tanpa sadar Anda sendiri yang toksik.

Ya, ada perbedaan besar antara tidak mau berteman dengan selalu kehilangan pertemanan. Mereka yang sebetulnya ingin memiliki teman, namun selalu berakhir dengan kehilangan teman, maka bisa diartikan ada sesuatu yang salah yang terjadi. Jika kejadiannya terus berulang, kemungkinan paling besar adalah mereka sendiri yang bermasalah.

Melansir Global English Editing, ini 10 kebiasaan buruk sebagai seorang teman yang bisa dijadikan cerminan diri sekaligus menjawab pertanyaan, mengapa teman-teman selalu pergi dan memilih tidak berada di sisi Anda selamanya.

1. Minim empati

Empati memiliki peranan penting dalam sebuah hubungan, termasuk persahabatan. Empati secara sederhana berarti peduli. Jika Anda tidak pernah peduli dengan orang lain, hampir tidak mungkin mereka akan mendekat dan mencoba bersahabat dengan Anda. Sikap peduli banyak bentuknya. Dimulai dari yang sederhana, seperti mengucapkan ulang tahun, menanyakan kabar atau menjenguk saat sakit, atau sekadar ucapan selamat karena baru saja melahirkan. 

2. Terlalu sering mengkritik

Satu atau dua kali melontarkan kritik terhadap seseorang boleh-boleh saja dan kadang malah dianggap sebagai bentuk kepedulian. Tapi kebanyakan orang tidak akan betah berlama-lama dengan orang yang setiap kali bertemu, maka ada saja kritikannya. Bahkan tentang hal-hal sepele, seperti warna kerudung yang tidak cocok, gaya berpakaian yang begitu-begitu saja, atau sekadar cara berjalan dan lain-lain. Siap-siap dijauhi banyak orang jika memiliki kebiasaan semacam ini.

3. Tidak menepati janji

Jika tidak ada niat melakukan sesuatu, maka jangan sembarang berjanji hanya untuk basa-basi. Karena bisa jadi orang lain menganggap serius perkataan Anda dan mereka akan sakit hati ketika janji tidak ditepati. Misalnya, Anda janji akan ikut datang ke suatu pertemuan. Tapi Anda malah menghilang, bahkan tanpa memberi kabar. Lama-lama Anda jelas tidak akan diajak lagi.

4. Egois

Egois artinya selalu merasa dirinya yang paling penting, paling benar, paling harus dituruti kemauannya. Seseorang yang tidak mau toleransi dan menyesuaikan diri dengan orang lain akan dijauhi perlahan.

5. Perhitungan 

Hidup memang tentang memberi dan menerima. Namun tidak berarti semua harus sama nilainya. Jika Anda sering memberi kejutan dan hadiah kepada seorang teman, bukan berarti teman harus memberi kejutan dan hadiah juga kepada Anda. Lambat laun, pertemanan semacam ini hanya akan menjadi hubungan transaksional. Sangat melelahkan.

6. Minim komunikasi

Saat ini saluran untuk berkomunikasi semakin mudah dan beragam. Jika Anda sering merasa malas untuk sekadar bertanya kabar, maka jangan berharap memiliki persahabatan yang kekal.

7. Terlalu defensif

Anda selalu ingin didengar pendapatnya, tapi tidak mau mendengarkan pendapat dan masukan dari orang lain. Anda juga selalu ingin dianggap benar dan tidak suka dipersalahkan. Pantaskah berharap orang lain akan mengikuti dan menuruti Anda selamanya?  

8. Selalu setuju 

Berkebalikan dengan defensif, namun orang-orang yang selalu setuju dan iya-iya saja dengan apapun juga cenderung tidak disukai. Terlebih jika lain di mulut, lain di hati. Sikap setujunya hanya untuk menghindari konflik atau main aman. Jika memang ada keberatan, pendapat yang berbeda, sampaikan saja dengan jujur ketimbang diam-diam menggeruti dan menggunjingkan di belakang. 

9. Mengabaikan persahabatan

Persahabatan tidak bisa terjadi secara instan. Pertemanan membutuhkan usaha dan waktu hingga benar-benar menjadi hubungan persahabatan yang kental. Jika sejak awal Anda bahkan tidak menjadikan teman sebagai salah satu prioritas dalam hidup Anda, mengapa tidak sekalian memilih tidak berteman?

10. Tidak mau meminta maaf 

Ada kalanya seseorang melakukan kesalahan kepada seorang teman yang benar-benar nyata dan fatal. Diperlukan sebuah kelapangan hati untuk meminta maaf agar hubungan bisa kembali baik-baik saja. Jika Anda malah tidak merasa bersalah, tidak mau dipersalahkan, dan tidak mau meminta maaf, jangan salahkan teman jika mereka memilih menjauh.

Penulis : Alam Mary
Editor : Supriyanto