Mengapa Anak Perempuan Bisa Membenci Ibunya?

Alam Mary | 22 September 2024 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sepintas melihat hubungan antara ibu dan anak perempuannya nampak begitu mudah. Karena sama-sama perempuan, ibu dan anak bisa jadi seperti bestie. Bisa jadi teman buat seru-seruan, teman buat curhat, atau teman buat nyalon bareng. Tapi itu bayangan idealnya. 

Kenyataannya, hubungan ibu dan anak perempuannya cenderung lebih rumit. Karena ibu dan anak perempuannya memiliki sifat dasar bawaan gender yang hampir pasti sama. Sehingga kerumitannya sering kali tidak sesederhana yang dibayangkan. Bisa jadi penuh drama dan air mata. 

Ibu, pada awalnya adalah satu-satunya yang bertanggung jawab atas kehidupan dan setiap kebutuhan anaknya. Oleh karena itu, anak akan memiliki ikatan yang kuat dengan ibunya. Namun, ikatan ibu-anak yang terlalu intens sering kali membuat anak kesulitan memandang ibunya sebagai manusia yang pasti memiliki kekurangan dan cacatnya. 

Maka ketika anak mendapati ibunya tidak seperti bayangan ideal seorang ibu, yang lemah lembut, penyayang dan selalu peduli, anak-anak pada umumnya akan merasa kecewa. Dan kekecewaan ini yang kemudian berujung pada munculnya rasa benci.

Dan rasa benci, sama rumitnya. Biasanya rasa benci ditujukan kepada orang-orang yang terhadapnya kita memiliki perasaan yang beragam. Dengan kata lain, jauh lebih mudah untuk menerima orang yang memiliki kekurangan ketika kita memiliki sedikit sejarah dengan mereka atau tidak harus bergantung pada mereka. 

Jadi, jika seorang ibu melulu bersikap kasar dan memperlakukan anaknya dengan buruk, kemungkinan besar anak akan memiliki pandangan yang berbeda terhadap ibunya. Akibatnya, anak merasa jauh lebih mudah untuk menerima ibu mereka apa adanya, namun dengan pergi menjauh atau bahkan memutus semua kontak.

Anak yang mendapati ibunya kasar, namun tetap berusaha menerima kekurangannya, akan tetapi sang ibu tidak konsisten dalam perlakuannya terhadap anaknya atau orang lain, anak mungkin akan bereaksi negatif  setiap kali ibunya melanggar harapan mereka.

Orang tua yang tidak konsisten artinya orang tua yang sering berubah pikiran, tidak membuat keputusan yang kuat, kurang terstruktur, dan tidak melibatkan anak-anak mereka dengan cara yang dapat diprediksi. Berikut ini 3 alasan mengapa ibu yang tidak konsisten bisa membuat anak menaruh rasa benci. 

1. Jika ibu tidak konsisten pola asuhnya, anak mungkin kesulitan mempercayai bahwa ibunya benar dapat diandalkan atau dapat diprediksi. Penelitian menunjukkan bahwa gaya pengasuhan seperti ini dapat menimbulkan perasaan cemas. 

2. Namun, di balik perasaan benci anak terhadap ibunya, terdapat cinta versi anak yang selamanya akan ada untuk ibu mereka. Meskipun diperlakukan tidak baik, anak-anak akan selalu berharap ibunya suatu saat akan memperlakukan mereka sebagaimana yang mereka yakini akan dilakukan seorang ibu yang penyayang terhadap anaknya. Namun pada akhirnya, kekecewaan yang terus-menerus biasanya menimbulkan reaksi negatif yang intens, seperti kebencian.

Penulis : Alam Mary
Editor : Supriyanto