Pertama, Indonesia International Cancer Conference (IICC) 2024 Digelar di Bali

Binsar Hutapea | 7 Oktober 2024 | 23:59 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Deteksi dini sangat penting untuk menemukan kanker payudara pada tahap awal dan menentukan pengobatan yang tepat bagi pasien. Saat ini, deteksi dini kanker payudara menjadi salah satu fokus dalam Strategi Nasional Penanggulangan Kanker Payudara Indonesia dari Kementerian Kesehatan RI, yang terdiri dari tiga pilar: promosi kesehatan, deteksi dini, dan penanganan kasus.

Secara spesifik, ketiga pilar tersebut menargetkan 80 persen perempuan usia 30-50 tahun untuk mendapatkan deteksi dini, 40 persen dari kasus didiagnosis pada stadium 1 dan 2, serta penanganan dalam waktu 90 hari.

Berdasarkan hal tersebut, Indonesia untuk pertama kalinya menyelenggarakan Indonesia International Cancer Conference (IICC) 2024 di Bali.

Acara ini didukung oleh berbagai asosiasi internasional dan nasional dari berbagai spesialis serta dihadiri oleh ribuan dokter dari berbagai negara.

Data dari Globocan tahun 2022 menunjukkan bahwa terdapat 66.271 kasus baru kanker payudara, yang menyumbang 16,2 persen dari total kasus kanker baru.

Selain itu, lebih dari 22.598 kasus kematian disebabkan oleh kanker payudara. Namun, menurut penelitian, hanya 5 persen perempuan Indonesia yang mengetahui tentang pemeriksaan dini kanker payudara, seperti ultrasonografi dan mamografi.

Menurut ACS Journal, diperkirakan 25 persen perempuan berusia 40 tahun ke atas yang membutuhkan pemeriksaan belum melakukannya dalam dua tahun terakhir, dan hampir 40 persen perempuan dengan pendapatan rendah belum pernah menjalani mammogram sama sekali.

Ketua Scientific IICC dan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi, Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad (K), menekankan bahwa kebanyakan pasien kanker yang mendapatkan perawatan sudah berada dalam stadium lanjut. Ini jadi alasan kenapa deteksi dini menjadi begitu penting dilakukan.

"Deteksi dini akan meningkatkan keberhasilan penanganan kanker payudara secara signifikan sebanyak 43%, jika pasien rutin melakukan deteksi dan menghindari faktor risiko penyebab kanker.4 Sesuai pilar transformasi kesehatan dalam SDM kesehatan, tenaga kesehatan juga perlu meningkatkan pengetahuan dan keahlian dalam melakukan deteksi dini maupun penanganan pasien kanker payudara, termasuk didalamnya, pengoperasian teknologi yang digunakan. Dengan bekal transfer of knowledge dan adaptasi terhadap teknologi terbaru sangatlah penting, saya optimis Indonesia bisa menurunkan angka kejadian kanker payudara,” ungkapnya. 

Kementerian Kesehatan RI telah memperkenalkan beberapa metode untuk deteksi dini kanker payudara, seperti Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS). Selain itu, deteksi dini juga bisa dilakukan melalui mamografi, yang memungkinkan dokter untuk melihat jaringan payudara yang tampak berbeda dari sel normal.

Prof. Soehartati menjelaskan bahwa IICC 2024 adalah platform bagi para ahli internasional dan nasional, komunitas, pengambil keputusan, ahli teknologi, pelaku industri kesehatan, serta pemangku kepentingan lainnya untuk berdiskusi dan mencari solusi terbaik serta akses cepat terhadap produk kesehatan berkualitas tinggi yang mendukung pengobatan kanker. Ia berharap partisipan dapat bersama-sama mendukung pengurangan angka kematian akibat kanker payudara.

Adapun acara ini mencakup berbagai topik, termasuk perkembangan terbaru dalam penelitian medis, metode pengobatan inovatif, dan strategi perawatan pasien yang komprehensif. Peserta dapat mengikuti seminar, simposium, dan workshop, termasuk Breast Screening Workshop untuk dokter dan pemeriksaan payudara gratis bagi semua peserta, yang difasilitasi oleh GE Healthcare.

Dokter Spesialis Radiologi Konsultan Payudara dan Reproduksi Perempuan, dr. Kardinah, SpRad PRP(K), menegaskan pentingnya deteksi dini, karena jika kanker payudara terdeteksi pada stadium awal dan diobati dengan benar, tingkat kesembuhan bisa mencapai 80-90 persen. "Oleh karena itu, bagi perempuan Indonesia jangan lewatkan deteksi dini dengan SADARI, SADANIS di fasilitas kesehatan terdekat. Ikuti rekomendasi dokter untuk melakukan Mammografi bagi Anda yang berusia diatas 40 tahun,” tegasnya. 

Dalam acara tersebut, dr. Kardinah juga akan mensosialisasikan Guideline Mamografi, yang merupakan panduan bagi dokter radiologi dalam menggunakan mamografi. Sosialisasi ini mendukung upaya Kementerian Kesehatan RI yang akan mendistribusikan lebih dari 300 alat mamografi ke rumah sakit di Indonesia.

GE HealthCare, perusahaan terkemuka dalam teknologi medis, juga berkontribusi dalam IICC 2024 dan berkomitmen mendukung transformasi kesehatan Kementerian Kesehatan RI, khususnya dalam sistem ketahanan kesehatan dan pengembangan sumber daya manusia.

Matt Jones, Ultrasound General Manager GE HealthCare ASEAN Korea ANZ, menyampaikan bahwa GE HealthCare akan menggelar Breast Screening Workshop pada tanggal 4-5 Oktober 2024. Selain itu, GE HealthCare juga menjalankan kampanye "Don’t Skip" yang secara global untuk mengedukasi perempuan agar tidak melewatkan deteksi dini kanker payudara. "Don’t Skip merupakan suatu kampanye edukatif yang mengajak perempuan  untuk tidak melewatkan deteksi dini kanker payudara. Upaya ini menunjukkan komitmen kami yang semakin kuat dalam mendukung Sustainable Development Goals nomor 3, Kehidupan Sehat dan Sejahtera,” terang Matt Jones. 

Kampanye ini selaras dengan semangat Pink October, bulan kesadaran kanker payudara yang dirayakan setiap tahun. GE HealthCare bekerja sama dengan Love Pink untuk memfasilitasi lebih dari 500 perempuan di berbagai kota di Indonesia untuk melakukan deteksi dini dengan ultrasonografi selama bulan Oktober dan November 2024.

Penulis : Binsar Hutapea
Editor : Supriyanto