7 Kesalahan Pola Asuh yang Membuat Anak Jadi Tidak Percaya Diri

Alam Mary | 25 Desember 2024 | 23:59 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Setiap orang tua tentu berharap anaknya tumbuh menjadi pribadi yang bisa diandalkan, memiliki kemampuan, dan percaya diri dengan apa yang mereka miliki. Tidak lain karena semua hal tersebut merupakan modal dasar untuk menuju sukses. 

Sayangnya, kebanyakan orang tua justru menerapkan pola asuh yang cenderung tidak mendukung. Anak pun akhirnya malah tumbuh menjadi pribadi yang tidak memiliki keyakinan atau bahkan meragukan kualitas dirinya sendiri.

Sebagai solusi, ada beberapa kesalahan pola asuh yang benar-benar harus dihindari. Setidaknya ada 7 pola asuh yang paling rentan merusak kepercayaan diri anak, seperti dilansir dari India Today berikut ini.

1. Terlalu protektif 

Keinginan melindungi atau memberikan kenyamanan untuk anak boleh-boleh saja. Terlebih jika alasannya karena kasih sayang. Namun jangan sampai berlebihan. Anak yang sama sekali tidak merasakan tantangan atau kesulitan dalam hidupnya akan menurun rasa percaya dirinya. Mereka hanya akan terus mengandalkan orang tuanya untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. 

2. Lebih sering mengkritik ketimbang memberi semangat

Terlalu sering mengkritik atau mencari celah kesalahan anak hanya akan membuat anak kehilangan keyakinan akan kemampuan dirinya. Begini salah, begitu salah. Maka anak anak berpikir untuk sekalian saja tidak berbuat apa-apa. Akhirnya anak semakin jauh dari kesempatan berkembangan atau mengembangkan potensi diri. 

3. Ekspektasi yang tidak realistis

Walau memberi semangat jauh lebih baik dibanding mengkritik, tetap ada batasannya. Yakni, berikan semangat kepada anak sesuai kapasitas anak. Memberi semangat kepada anak untuk mencapai sesuatu atau melakukan hal-hal luar biasa tentu boleh. Tapi kalau dibarengi ekspektasi atau harapan yang muluk, anak hanya akan merasa terbebani hingga kesulitan untuk berkembang.

4. Suka membanding-bandingkan

Membandingkan anak dengan saudara atau temannya tidak akan pernah menjadi sumber motivasi terbaik. Alih-alih semakin semangat melakukan yang terbaik, energi anak justu akan habis untuk memendam emosi atau bahkan kemarahan kepada orang tuanya. Jangan pernah sekali-kali membanding-bandingkan anak, sekalipun dilandasi niat baik!

5. Terlalu fokus pada pencapaian

Ketika orang tua hanya memuji saat anak mencapai suatu prestasi, lambat laun anak akan merasa diri mereka bernilai hanya jika memiliki pencapaian. Padahal dalam kehidupan ini, kegagalan dan keberhasilan hampir selalu seiring sejalan. Anak seharusnya tetap sama percaya dirinya baik saat berprestasi atau pun saat gagal. 

6. Tidak membiarkan anak mandiri 

Orang tua harus belajar memberi kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan dan melakukan sesuatu seperti yang diinginkannya. Namun kebanyakan orang tua selalu merasa lebih tahu dari anaknya dan lebih suka mengontrol dan mengendalikan segala sesuatu terkait anaknya sesuai standarnya.  

7. Mengabaikan dukungan emosional

Dukungan emosional penting diberikan kepada anak terutama saat mereka mengalami masa-masa sulit dan penuh tantangan. Kadang orang tua sering mengabaikan hal ini dan membiarkan anaknya merasa sendirian menghadapi dunia.

Penulis : Alam Mary
Editor : Supriyanto