Hadirkan 500 Perusahaan dari 12 Negara, Inatex 2025 Perkuat Daya Saing Industri Tekstil Nasional

Indra Kurniawan | 14 Maret 2025 | 23:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Inatex - Indo Intertex kembali dihelat untuk kali ke-21. Pameran industri tekstil dan produk tekstil ini diharapkan mendorong percepatan pertumbuhan industri tekstil.

Pemerintah memproyeksi industri tekstil dan garmen menjadi salah satu dari 3 industri utama yang akan mendorong sektor ekonomi kreatif berkembang pesat di tahun 2025.  

Pasar global sustainable fabric diperkirakan akan terus berkembang pesat, terutama di industri pakaian, furnitur, dan medis. Nilainya diproyeksikan mencapai $72,7 miliar pada 2030.  

“Pada 2023, nilai pasar sustainable fabric tercatat sebesar $29,1 miliar dan diproyeksikan terus meningkat, dari $32,74 miliar pada 2024 menjadi $74,8 miliar pada 2032," terang Jemmy Kartiwa Sastraatmadja, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia.

Menjadi satu-satunya wadah yang kredibel untuk merintis, memperluas hingga memimpin transformasi sektor tekstil dan garmen lokal, Inatex 2025 menurut Paul Kingsen, Direktur Utama Peraga Expo menghadirkan beragam produk ramah lingkungan dan berkelanjutan di antaranya serat organik & alami, tekstil daur ulang, bahan berbasis tanaman & biofabrikasi hingga DTG printer. 

"Pameran ini diharapkan menjadi wadah strategis untuk memperkuat daya saing dan mendorong pertumbuhan industri secara nasional," ujar Sekretaris Eksekutif Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Farhan Aqil Syauqi, dalam jumpa pers di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (13/3). 

Serangkaian sesi informatif dan mendidik yang akan membahas mengenai tren teknologi dan inovasi di industri tekstil dan garmen, juga akan disampaikan langsung oleh para ahli dan pakar tekstil dari pemerintah, asosiasi dan komunitas terkait di pameran nanti. 

"Inatex 2025 dirancang untuk memberdayakan para pengusaha fesyen dalam membangun dan mengembangkan merek mereka sendiri. BYB menghubungkan para peserta dengan para pakar industri, termasuk konsultan fesyen, profesional CMT garmen, dan spesialis percetakan tekstil, yang memberikan panduan khusus untuk mewujudkan visi mereka," jelas Paul Kingsen.

Tex Colour Trend Zone yang dirancang untuk menampilkan beragam palet warna yang terinspirasi dari tren dan fenomena global, sekaligus merayakan kekayaan warisan budaya Indonesia baik yang berwujud maupun tidak berwujud. 

Ki-Ka: Evelyn Hansiever, Sales & Marketing Peraga Expo; Paul Kingsen, Direktur Utama Peraga Expo; Farhan Aqil Syauqi, Sekjen Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia; Lenny Agustin, National Chair Indonesia Fashion Chamber. (Indra Kurniawan/tabloidbintang.com)

Ide dan kegiatan utama dari pra-laboratorium ini meliputi pemetaan tren warna khas Indonesia yang berakar pada aset budaya, sebuah inisiatif yang telah dikembangkan sejak tahun 2012. 

"Pengunjung juga dapat berpartisipasi dalam Texmission, sebuah program misi interaktif dengan hadiah-hadiah menarik. Pameran ini menargetkan 16.000 pengunjung dari kalangan profesional dan pelajar. Pengunjung dapat mendaftar secara gratis melalui http://indonintertex.com/visitor-registration/," katanya.

Berlangsung di Jakarta International Expo selama tiga hari, 15-17 April 2025, dengan menghadirkan lebih dari 500 perusahaan dari 12 negara, Inatex penting bagi pelaku bisnis industri TPT untuk bertemu langsung dengan berbagai nama besar di industri tekstil dan garmen. 

Di antaranya Asia Pasific Rayon, Danliris, Duniatex, Baju Kertas & Co, Nirwana Textile, Rudolf Chemical Indonesia, Dymatic Chemical Indonesia, dll, guna meningkatkan wawasan mengenai tren, inovasi dan teknologi terbaru hingga memperluas jaringan bisnis melalui B2B match making.

Penulis : Indra Kurniawan
Editor : Indra Kurniawan