Ajak Masyarakat Ikut Tren No Buy Challenge Agar Finansial Tetap Aman

Ari Kurniawan | 15 Maret 2025 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk yang tergolong kelas menengah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir.

Tercatat dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. Artinya, ada sekitar 9,48 juta orang yang keluar dari kategori kelas menengah dan turun ke kategori yang lebih rendah.

Penurunan ini diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk yang masuk dalam kategori aspiring middle class atau kelompok yang ada diantara kelas menengah dan rentan miskin.

Melihat kondisi tersebut, masyarakat kelas menengah pun diajak untuk mengikuti tren No Buy Challenge untuk menghemat sekaligus membantu perencanaan keuangan yang lebih cermat.

Terlebih dengan situasi inflasi yang diproyeksikan terus meningkat setiap tahunnya, UOB Indonesia memandang pentingnya perencanaan keuangan yang lebih cermat untuk menjaga stabilitas dan ketahanan finansial kelas menengah.

“Perencanaan keuangan itu sangat penting. Setiap gajian jangan lupa alokasikan dana untuk menabung sebesar 10-20%, lalu kebutuhan dasar sekitar 70-85% dan terakhir baru untuk memenuhi keinginan 5-10%,” jelas Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia, Vera Margaret dalam Media Literacy “Investasi via Digital: Strategi Kelas Menengah di Tengah Biaya Hidup Tinggi serta Gejolak Pasar” di Jakarta, Selasa (11/3).

Untuk itu, Vera juga mengajak masyarakat untuk mencoba tren No Buy Challenge. "No Buy Challenge itu membantu kita untuk berhemat. Tantangan ini mengajak orang-orang untuk tidak membeli barang-barang tertentu selama periode waktu yang ditentukan," ujar Vera.

UOB Indonesia sendiri, secara rutin melaksanakan kegiatan literasi keuangan, baik kepada rekan-rekan media, bersama komunitas, termasuk menjadi pembicara di berbagai kesempatan.

“Melalui literasi yang memadai, UOB Indonesia berharap masyarakat akan lebih memahami dasar-dasar investasi dan mengelola risiko dengan baik, serta membantu kelas menengah Indonesia mempertahankan daya beli dan stabilitas keuangan, bahkan dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian,” papar Chief Economist UOB, Enrico Tanuwidjaja

Enrico menambahkan, melalui pendekatan Risk-First, secara aktif UOB Indonesia memberikan pengenalan risiko yang baik untuk membantu masyarakat dalam mengelola keuangannya termasuk mengenalkan pada instrumen-instrumen investasi yang aman.

Penulis : Ari Kurniawan
Editor : Ari Kurniawan