Ajak Masyarakat Ikut Tren No Buy Challenge Agar Finansial Tetap Aman
TABLOIDBINTANG.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk yang tergolong kelas menengah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Tercatat dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. Artinya, ada sekitar 9,48 juta orang yang keluar dari kategori kelas menengah dan turun ke kategori yang lebih rendah.
Penurunan ini diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk yang masuk dalam kategori aspiring middle class atau kelompok yang ada diantara kelas menengah dan rentan miskin.
Melihat kondisi tersebut, masyarakat kelas menengah pun diajak untuk mengikuti tren No Buy Challenge untuk menghemat sekaligus membantu perencanaan keuangan yang lebih cermat.
Terlebih dengan situasi inflasi yang diproyeksikan terus meningkat setiap tahunnya, UOB Indonesia memandang pentingnya perencanaan keuangan yang lebih cermat untuk menjaga stabilitas dan ketahanan finansial kelas menengah.
“Perencanaan keuangan itu sangat penting. Setiap gajian jangan lupa alokasikan dana untuk menabung sebesar 10-20%, lalu kebutuhan dasar sekitar 70-85% dan terakhir baru untuk memenuhi keinginan 5-10%,” jelas Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia, Vera Margaret dalam Media Literacy “Investasi via Digital: Strategi Kelas Menengah di Tengah Biaya Hidup Tinggi serta Gejolak Pasar” di Jakarta, Selasa (11/3).
Untuk itu, Vera juga mengajak masyarakat untuk mencoba tren No Buy Challenge. "No Buy Challenge itu membantu kita untuk berhemat. Tantangan ini mengajak orang-orang untuk tidak membeli barang-barang tertentu selama periode waktu yang ditentukan," ujar Vera.
UOB Indonesia sendiri, secara rutin melaksanakan kegiatan literasi keuangan, baik kepada rekan-rekan media, bersama komunitas, termasuk menjadi pembicara di berbagai kesempatan.
“Melalui literasi yang memadai, UOB Indonesia berharap masyarakat akan lebih memahami dasar-dasar investasi dan mengelola risiko dengan baik, serta membantu kelas menengah Indonesia mempertahankan daya beli dan stabilitas keuangan, bahkan dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian,” papar Chief Economist UOB, Enrico Tanuwidjaja
Enrico menambahkan, melalui pendekatan Risk-First, secara aktif UOB Indonesia memberikan pengenalan risiko yang baik untuk membantu masyarakat dalam mengelola keuangannya termasuk mengenalkan pada instrumen-instrumen investasi yang aman.
-
Berita
Makna di Balik Warna Merah dan Kuning saat Imlek, Simbol Keberuntungan dan Kebahagiaan
Ari KurniawanMinggu, 26 Januari 2025 -
Film Tv Musik
Raissa Anggiani Debut Akting di Film Lagu Cinta Untuk Mama
Ari KurniawanMinggu, 26 Januari 2025 -
Berita
10 Tahun Menjanda, Ini Cara Marshanda Mengatasi Rasa Kesepian
SupriyantoMinggu, 26 Januari 2025 -
Film Tv Musik
Han So-hee Siap Gelar Tur Fan Meeting Dunia, Jakarta Jadi Salah Satu Destinasi
Ari KurniawanMinggu, 26 Januari 2025 -
Zodiak
Abaikan Sisi Negatif, 4 Zodiak Ini Hanya Fokus pada Kebaikan Orang Lain
Binsar HutapeaMinggu, 26 Januari 2025 -
Berita
Ivan Gunawan Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Kebakaran di Kemayoran
Indra KurniawanMinggu, 26 Januari 2025 -
-
Berita
Syalimar Malik Berduka, Sang Kakek Meninggal Dunia Setelah Berjuang Melawan Stroke
Ari KurniawanMinggu, 26 Januari 2025 -
Gaya Hidup
Youthology Collaglow 2.0 dan 3.0: Inovasi Perawatan Kulit Lebih Sehat dan Bercahaya
Ari KurniawanMinggu, 26 Januari 2025