Kehilangan Uang 292 Miliar Setelah Terkena Stroke, Sharon Stone Jatuh Miskin

Binsar Hutapea | 10 Juli 2024 | 21:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sharon Stone mengenang salah satu momen paling buruk dalam hidupnya, yaitu saat menderita stroke pada 2001. Kala itu, stroke membuat Sharon menagami pendarahan otak selama sembilan hari.

Dalam wawancara dengan Hollywood Reporter yang diterbitkan pada Selasa  (9/7) lalu, aktris Basic Instinct ini mengungkapkan bahwa ia kehilangan tabungan sebesar 18 juta dolar AS atau Rp292 miliar setelah mengalami stroke  lantaran "orang-orang memanfaatkannya" selama tujuh tahun masa pemulihannya.

"Saya punya 18 juta dolar disimpan karena kesuksesan saya, tetapi ketika saya kembali melihat rekening bank saya, semuanya hilang. Kulkas saya, ponsel saya — semuanya atas nama orang lain," kata Sharon.

"Saya tidak punya uang sama sekali."

Aktris berusia 66 tahun itu melanjutkan dengan mengungkapkan bahwa stroke "100 persen" mengubah cara otaknya berfungsi dan berpikir.

"Seorang biksu Buddha mengatakan bahwa saya telah bereinkarnasi ke dalam tubuh yang sama," ujarnya.

"Saya mengalami pengalaman nyaris mati dan kemudian mereka mengembalikan saya. Saya mengalami pendarahan otak saya selama sembilan hari, sehingga otak saya mendorong ke depan wajah saya. Tidak lagi berada di posisi semula di kepala saya," lanjut sang aktris.

"Dan ketika itu terjadi, segalanya berubah," kenang Stone. "Indra penciuman saya, penglihatan saya, perasaan saya. Saya tidak bisa membaca selama beberapa tahun."

"Segala sesuatunya terasa terkoyak dan saya melihat pola warna. Banyak orang pikir saya akan mati."

Sekarang setelah sembuh, bintang Casino ini mengatakan berhasil melanjutkan hidup meskipun kehilangan uangnya karena dia memutuskan untuk "merelakannya."

"Saya memutuskan untuk tidak terjebak dalam sakit atau dalam amarah atau kebencian apa pun. Jika Anda menggigit biji amarah, itu tidak akan pernah meninggalkan Anda. Tetapi jika Anda memegang teguh iman, sekecil biji sesawi pun, Anda akan bertahan," pungkasnya.

"Jadi, sekarang saya hidup untuk kegembiraan. Saya hidup untuk tujuan."

Penulis : Binsar Hutapea
Editor : Ari Kurniawan