Manisnya Bisnis Kayu Manis, Pengusaha Budi Susilo Sudah Membuktikan
TABLOIDBINTANG.COM - Cinnamon atau kayu manis salah satu komoditi yang sedang naik daun, dan itu yang kini benar-benar dirasakan pengusaha muda Timothy Budi Susilo Li. Terjun ke bisnis ini sejak tahun 2017, Budi Susilo sudah merasakan betapa bisnis ini sangat menarik dan menguntungkan. Memanfaatkan lahan milik Inhutani seluas 13 ribu hektar lebih di Kerinci, Jambi, Budi Susilo membangun bisnisnya yang dengan cepat berkembang. Menariknya, tak hanya Budi Susilo yang merasakan manisnya bisnis ini, tapi juga masyarakat sekitar. Tak kurang dari 4 ribu warga sekitar ikut terlibat dalam bisnis yang dikelolanya.
Soal pemasaran produk olahan kayu manis dari perusahaannya, Budi Susilo mengaku tak perlu repot mencari pembeli. Kebutuhan akan produk olahan kayu manis saat ini sangat tinggi, terutama untuk penambah rasa aneka olahan makanan. "Sekarang untuk mencukupi kebutuhan lokal saja masih kurang. Untuk mencukupi kita masih impor dari Vietnam. Pasarnya memang besar sekali. Jadi nggak ada pembayaran dengan sistem tempo, istilahnya timbang langsung bayar," kata Budi Susilo, direktur Mina Marret Energi Indonesia ini, menggambarkan pemasaran produknya. "Dari setiap batang pohon, enggak ada yang terbuang. Semua terpakai. Dan pasarnya itu besar sekali," tuturnya antusias.
Pengusaha lulusan S2 London School of Economics yang tengah menyelesaikan studi S3 di George Washington University, Amerika, yang juga bekerja di J.P. Morgan & Chase sebagai regional partner untuk kawasan South East Asia, sejak kecil memang sudah familiar dengan bisnis perkebunan. Ayahnya dulu juga pengusaha yang bergerak di bidang perkebunan. Sebelum fokus pada bisnis kayu manis, Budi Susilo pernah berurusan dengan cabe, cengkeh, vanili dan produk rempah lain. Tapi mulai tahun 2016, setelah melihat demand dari produk olahan kayu manis yang sangat tinggi, Budi Susilo fokus di bisnis ini sambil tetap menjalankan bisnis lain yang sudah lebih dulu ditekuni. Tak hanya karena potensi bisnisnya, tapi dia juga melihat binis ini ramah lingkungan dan bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak.
"Kebanyakan kan pengusaha (melihat ada lahan) tertarik untuk dijadikan tambang atau kelapa sawit, karena memang keuntungannya besar. Kalau di kayu manis kita bicara volume (jumlah). Untungnya kecil, kita bicara beberapa rupiah, tapi kalau volumenya besar, besar juga untungnya. Dan kita bisa memberdayakan masyarakat sekitar. Di kami hampir semua tenaga kerja berasal dari masyarakat sekitar. Tak ada yang di luar. Apalagi sebagian besar pekerjaan masih harus dilakukan dengan tangan. Mesin hanya untuk proses akhir, sebelum dipasarkan," kata pria santun yang kerap menggunakan bahasa Jawa halus saat berbicara ini.
Produk olahan kayu manis bisa dijadikan bumbu, ditaburkan di atas roti atau cake. Ekstrak dari kulit batang serta daun, bunga, buah, dan akar pohon kayu manis juga telah digunakan dalam pengobatan tradisional di seluruh dunia selama ribuan tahun. Di indonesia produk olahan kayu manis dari pengusaha Budi Susilo kebanyakan dipakai untuk keperluan makanan dan rokok. Budi menyebut ada satu merek rokok yang menggunakan kayu manis dalam racikannya, yang membuat rasanya sangat khas, beda dengan merek lain.
Melihat demand yang begitu besar pada produk olahan kayu manis, kenapa belum banyak pengusaha yang tertarik terjun di bisnis ini? Budi Susilo menduga banyak pengusaha yang lebih memilih berurusan dengan mesin dibanding orang. Mengurus orang banyak memang kadang tidak mudah. Konflik antara pengusaha dan pekerja kerap terjadi. Mesin mudah diatur sesuai kemauan pengelola, sementara mamenej orang memerlukan seni tersendiri. Tapi dari pengalaman mengelola bisnis kayu manisnya di Kerinci, dia merasa tak mengalami kesulitan berarti bekerja sama dengan 4000 ribu masyarakat sekitar. Sampai saat ini kerja sama terjalin harmonis. Budi juga bersyukur mendapat dukungan penuh pemerintah daerah di sana. Karena itu dia berharap makin banyak pengusaha yang tertarik terjun ke pengolahan kayu manis. "Saya rasa kalau ada yang tertarik akan ideal, karena kebutuhan olahan produk ini pasarnya besar sekali," tuturnya lagi.
Tertarik memafaatkan lahan untuk ditanami kayu manis? Tak ada salahnya untuk dipertimbangkan. Pengusaha Budi Susilo sudah membuktikan bisnis ini sangat menggiurkan. Menanam kayu manis juga tak perlu perawatan yang ribet. Lahan yang idel untuk kayu manis, kata Budi Susilo, di daerah yang kalau malam udaranya dingin. Dari setiap batang kayu manis, Budi Susilo mengolah menjadi lima produk yang siap dipasarkan, dengan pembeli yang siap menampung berapapun jumlahnya.