Bulu Kemaluan Sebaiknya Tidak Dicukur, Ini Alasannya!

Khairiyah Sartika | 7 Januari 2014 | 08:28 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - APAKAH Anda termasuk orang yang sering mencukur bulu kemaluan?

Ternyata, bintang Hollywood, Cameron Diaz merupakan salah satu diantara sekian banyak orang yang tidak tertarik mencukur bulu kemaluannya.

Hal ini disampaikan dalam buku terbarunya berjudul, The Body Book: The Law of Hunger, the Science of strength, and Other Ways to Love Your Amazing Body.

Aktris berusia 41 tahun ini membahas topik ini secara detil dalam bagian berjudul "In Prais of Pubes." Diaz menyatakan bahwa terdapat kepentingan dalam menjaga bulu di kemaluan, khususnya bagi para wanita, pada area vagina.

"Ini merupakan keputusan pribadi, namun saya hanya menyampaikannya. Kepada para wanita, pertimbangkanlah agar vagina dibiarkan 'berpakaian' lengkap apa adanya" ungkap Diaz.

Baginya, wanita yang melakukan proses pengangkatan bulu secara permanen menggunakan laser merupakan keputusan yang tidak tepat sehingga membuat banyak orang yang telah melakukannya kemudian menyesal.

Banyak ahli kesehatan telah menyatakan bahwa membiarkan bulu kemaluan apa adanya memberikan dampak kesehatan positif.

Menurut Dr. lauren Streicher, bulu kemaluan berkhasiat mengurangi pergesekkan saat berhubungan intim dengan pasangan yang kemudian dapat mengakibatkan rasa perih pada bagian vagina yang hanya memiliki sedikit bulu.

Dr. Emily Gibson pun menjelaskan bahwa pengangkatan bulu kemaluan dapat memberikan efek yang tak baik bagi kesehatan alat kelamin. Pasalnya, bulu kemaluan juga berfungsi menjaga vagina dari bakteri dan bakteri patogen yang tak diinginkan.

"Penghilangan bulu kemaluan secara alami mengiritasi dan menginflamasi kantung rambut yang tertinggal sehingga menyisakan luka terbuka," ungkap Dr. Gibson.

"Ketika iritasi bergabung dengan kondisi hangat dan lembab dari area vital, ini menjadi tempat yang baik bagi perkembangan bakteri patogen yang paling jahat," tambahnya.

Karena itu, sebelum mencukur bulu kemaluan, ada baiknya mempertimbangkan terlebih dahulu resiko kesehatan yang dapat muncul.

(tika/gur)

Penulis : Khairiyah Sartika
Editor : Khairiyah Sartika