Mengunjungi Museum Sekaligus Butik Zainal Songket di Palembang

Ari Kurniawan | 8 Desember 2014 | 14:29 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - SEHARI usai meliput malam puncak Festival Film Indonesia (FFI) 2014, Bintang Online berkesempatan untuk mengikuti rombongan Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya, "blusukan" ke beberapa sentra kerajinan di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Salah satu lokasi tujuan Minggu (7/12) pagi itu adalah butik Zainal Songket di Jalan Ki Gede Ing Suro 173, Palembang.

Bukan hanya gerai penjualan kain songket, tempat berbentuk rumah panggung tersebut juga memiliki museum berisi barang-barang koleksi milik Zainal. 

Ada banyak benda-benda kuno yang dipajang. Mulai dari beragam jenis songket lawas, keramik kuno buatan Cina, hingga patung-patung kecil peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Perhatian menteri Arief Yahya langsung tertuju pada proses pembuatan songket yang sedang dikerjakan dua wanita Palembang di ruangan paling depan museum. Beberapa pertanyaan dia ajukan untuk mengobati rasa penasaran.

Songket yang diproduksi Zainal Songket ternyata tak hanya digunakan oleh masyarakat Palembang. Melainkan juga banyak dipesan oleh warga Malaysia.

"Orang dari luar daerah, seperti Medan juga banyak yang pesan songket untuk dijaidkan ulos. Ulos berbahan songket katanya lebih prestis," jelas Husaini, pengelola museum yang juga staf pemasaran Zainal Songket.

Berbagai modifikasi dilakukan Zainel terhadap songket-songket produksinya. Tujuannya, tak lain adalah untuk bisa mencapai pasar yang lebih luas. 

"Anak-anak muda sekarang juga suka songket. Cuma trend-nya sekarang lebih tipis, lebih ringan. Kami pakai sutera, benangnya dari Tiongkok," papar Husaini.

Arief mengusulkan adanya kerjasama antara perajin songket seperti Zainal dengan para desainer lain supaya muncul ide-ide baru yang bisa membangkitkan minat masyarakat, khususnya dari luar Palembang, untuk menggunakan songket.

“Dian Pelangi itu dibesarkan oleh Kementerian Pariwisata. Ada 30 orang semacam Dian Pelangi. Mereka kan punya kekhasan sendiri, sehingga pasar yang dituju lebih beragam. Nanti pemasarannya bisa secara nasional dan internasional,” papar Arief.

Setelah melihat-lihat, Arief membeli beberapa kain songket sebagai oleh-oleh. Dia memilih songket motif Limar seharga 6 juta rupiah untuk istri tercinta yang berasal dari daerah Pendopo, Palembang.

(ari/gur)

Penulis : Ari Kurniawan
Editor : Ari Kurniawan