5 Adegan Terbaper Gangaa dan Sagar yang Bikin Susah Move-On
TABLOIDBINTANG.COM - Serial Gangaa yang kini tayang di ANTV memasuki fase kehidupan dewasa para tokohnya, yakni Gangaa (Adhiti Sharma) dan Sagar (Vishal Vashistha). Di sinilah sebenarnya fase seru-serunya kisah Gangaa ketimbang pada fase masa kecil. Gangaa sebenarnya bukan lagi serial baru. Di tahun 2016 pernah ditayangkan di SCTV dan cukup menuai perhatian di saat itu.
Efek “baper” yang diinterpretasikan kedua aktornya Aditi Sharma dan Vishal Vashistha di sini berbeda, dari kebanyakan serial India sebelumnya. Chemistry kedua bintang ini pun terbilang natural. Ini dia beberapa adegan baper Gangaa dan Sagar yang bakal bikin penonton hanyut dan susah move-on.
Sagar Menyuapi Gangaa Madu dengan Jari Tangannya
Gangaa yang cemburu melihat wanita pilihan Sagar yakni Janhvi, mengetes apakah Sagar telah benar-benar melupakan “keintiman” masa kecil mereka. Gangaa ingin tahu, apakah Sagar masih perhatian padanya. Demi mengetesnya, Gangaa membiarkan diirnya menghirup dupa yang sedang dibakar oleh Janhvi. Padahal Gangaa alergi terhadap asapnya. Betul saja, Gangaa mulai batuk-batuk. Awalnya, Sagar tak melihat. “Apakah ia masih ingat? Apakah ia masih menyimpan memori kami?” ucap Gangaa dalam hati.
Begitu Sagar mendengar suara Gangaa batuk-batuk. Ia langsung memarahi Janhvi, dan langsung menarik Gangaa. Membawanya ke dapur, lalu mencari madu, tepat seperti semasa kecil dulu. Dan masih sama seperti dulu, Sagar langsung mencelupkan jarinya ke madu tersebut, dan menyuapinya ke mulut Gangaa, agar ia mengisap madu tersebut.
Gangaa Diusir Dari Rumah Gara-Gara Janhvi, Sagar Menyelamatkannya
Gangaa pergi dari rumah keluarga Chaturverdi malam-malam. Ini membuat khawatir Sagar. Begitu Khawatirnya, akhirnya Sagar menyusul mencari Gangaa. Dalam perjalanan malam itu, Gangaa yang seorang diri, diganggu oleh beberapa orang bandit. Untunglah Sagar datang tepat waktu. Terluka karena menyelamatkan Gangga, Ganggaa merobek kain bajunya dan membalut kepala Sagar yang terluka. Malam itu mereka tak lansung pulang. Sagar menggenggam erat tangan Gangaa dan membawanya ke hotel. Di sini, agak kikuk, tapi mereka melewati momen yang intim, saling tatap-tatapan, dan berpelukan. Akhirnya, Sagar dan Gangaa tidur di Sofa, dengan kepala Sagar menyandar di bahu Gangaa.
Sagar Mengaplikasikan Sindoor di Kepala Gangaa
Sagar sesungguhnya pria yang galau hatinya. Ia tahu, ia menyayangi Gangaa. Sangat menyayanginya. Tapi masih menganggap rasa sayang itu rasa sayang pada sahabat. Makanya ia menjalin cinta dengan Janhvi dan berencana menikahinya. Tapi ia juga tahu, ia tak bisa jauh dan tak bisa lepas dari Gangaa. Dia bisa sangat galau, bila tidak bicara dan melihat Gangaa dalam hitungan saja. Perasaannya makin kuat. Sagar mau, Gangaa melepas status janda sejak kecil yang disandangnya. Sagar mau Gangaa bisa memakai busana bebas berwarna seperti lainnya dan mengenakan aksesoris. AKhirnya, Sagar menarik Gangaa ke hadapan ibu dan neneknya. Lalu ia memasangkan sindoor atau noktah merah di kepala Gangaa. Semua kaget! Karena artinya dari sindoor adalah, bahwa ia menjadi pendamping, pemimpin bagi hidup wanita itu. Sagar tak peduli, dan bahkan ia meminta Gangaa memakai sari seperti gadis lainnya.
Sagar Baru Sadar Mencintai Gangaa di Malam Pertunangannya dengan Janhvi
Bingung, tak kunjung bisa menetapkan hatinya, Sagar tetap menjalankan rencananya bertunangan dengan Janhvi. Setelah prosesi pertunangan usai, di malam ia memakaika sindoor ked ahi Janhvi, bayangan Gangaa terlintas. Tepatnya saat ia menaruh sindoor di dahi Gangaa. Mendadak Sagar menyesal! Baru di saat itu, ia sadar cinta sejatinya adalah Gangaa. “Tidak! Tidak. Aku telah berbuat kesalahan,” ujar Sagar. Lalu ia berlari meninggalkan Janhvi di kamar. Ia berlari mencari Gangaa, mendobrak kamar Gangaa. Tapi, Gangaa menolaknya, mereka beradu mulut. Gangaa meminta Sagar sadar, kalau ia sudah bertunangan dengan Janhvi.
Pernyataan Cinta Sagar di Tengah Bencana yang Menimpa Gangaa
Sagar menyelamatkan Gangaa yang hampir saja dilahap api karena kebakaran di kamarnya. Saat itu ia serasa ditampar, ia tahu ia tak bisa kehilangan Gangaa. Sagar memeluk Gangaa dan berteriak. “Gangaa, aku mencintaimu. Aku mencintaimu Gangaa. Aku tak terbayang bagaimana hidupku, kalau tadi aku kehilanganmu,” ucap Sagar setengah menangis.
Sesaat Gangaa terlena, ini adalah yang ingin didengarnya selama ini. Cintanya ternyata bersambut. Namun tiba-tiba Gangaa terbelalak, wajahnya jadi cemas. “Tidak, Sagar. Tidak, semuanya sudah terlambat. Ini salah,’ kata Gangaa dan ia melepas dirinya dari pelukan Sagar, berlari menjauhinya. Sagar mengejar Gangaa berteriak, “Gangaa aku mencintaimu!”. Sagar menarik Gangaa, mendekapnya erat. “Kenapa? Kenapa Gangaa? Kenapa salah? Aku mencintaimu.”