5 Desainer Muda Indonesia Hadirkan Keragaman Busana Wanita Asia

Ari Kurniawan | 28 Januari 2019 | 10:15 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Lima desainer muda lulusan Sparks Fashion Academy (SFA) memamerkan 25 koleksi busana wanita Asia. Mereka adalah Eka Adrianie, Ditya Metharani, Amelia Eka Lestari, Dwi Lestari Kartika, dan Putri Permana.

Mengusung tema The Emerging of Asian Girl, acara yang dihelat dalam rangka HUT Emporium Pluit Mall ini dibuka oleh mini talkshow dari para desainer senior tentang pengalaman dalam membangun karier di dunia mode. 

Floery D. Mustika, CEO SFA, menjelaskan pihaknya sangat bangga berkontribusi dalam melahirkan ratusan designer muda yang siap terjun dalam dunia mode. 

"Mengetahui realita dunia fashion sangat penting, bahwa fashion bukan sekadar seni atau art, tetapi fashion merupakan commercial art yang kuat unsur bisnisnya. Itu mengapa di ajang ini, para desainer bukan hanya cukup mendapatkan meriahnya tepuk tangan, tapi bagaimana koleksi mereka bisa diminati di pasar," jelas Floery.

Pagelaran busana ini dibuka dengan kemegahan warna warna Gold dari koleksi label Caramells karya Amelia Eka Lestari. Mengangkat tema Gold and Glamorous, koleksi ini mengambarkan wanita Asia yang menyukai gemerlap pesta. 

Kemudian, desainer Dwi Lestari Kartika, mengangkat tema Coronations yang menampilkan citra wanita Asia dari sisi lain, yaitu wanita Asia yang penuh kesopanan dan kelembutan yang terinspirasi dari Bunga Pink Carnations. 

Di koleksi ini, Dwi banyak menggunakan bahan lembut sifon dengan model tumpukan ruffle. Lalu dilanjutkan dengan koleksi asesoris handbag dari Latiefa Bags karya Putri Permana. 

Dengan tema Victorian Black, koleksi dengan gaya era Ratu Victoria yang elegan dengan dominasi warna hitam namun tetap mewah karena dihiasi dengan bebatuan dan fur menjuntai.

Dalam show kali ini memang ingin mengangkat keragaman fashion para wanita Asian, khususnya Indonesia, hal ini bisa dilihat dari koleksi desainer Eka Adriane yang menggabungkan heritage Indonesia Batik dengan unsur modern digital. 

Dengan label Dots Indonesia, Eka mengangkat tema Child’s Play dikoleksinya kali ini, dia berani memainkan unsur color block untuk menyampaikan pesan wanita Asia yang berani, unik dan tampil beda untuk mendapatkan perhatian dari persaingan di era teknologi ini.

Show pun ditutup oleh desainer Ditya Metharani, dengan koleksi yang memadukan unsur tradisional Jepang. Dengan tema Tanabata, Ditya mengambil kesan potongan Kimono negeri Sakura dalam konsep modern. Kesan feminim dalam koleksinya menjadi gambaran Ditya untuk wanita Asia. Lalu dilanjutkan dengan koleksi asesoris handbag dari Latiefa Bags karya Putri Permana. 

Dengan tema Victorian Black, koleksi dengan gaya era Ratu Victoria yang elegan dengan dominasi warna hitam namun tetap mewah karena di hiasi dengan bebatuan dan fur menjuntai.

Dalam show kali ini memang ingin mengangkat keragaman fashion para wanita Asian, khususnya Indonesia, hal ini bisa dilihat dari koleksi desainer Eka Adriane yang menggabungkan heritage Indonesia Batik dengan unsur modern digital. 

Dengan label Dots Indonesia, Eka mengangkat tema Child’s Play dikoleksinya kali ini, dia berani memainkan unsure color block untuk menyampaikan pesan wanita Asia yang berani, unik dan tampil beda untuk mendapatkan perhatian dari persaingan di era teknologi ini.

Show pun ditutup oleh desainer Ditya Metharani, dengan koleksi yang memadukan unsur tradisional Jepang. Dengan tema Tanabata, Ditya mengambil kesan potongan Kimono negeri Sakura dalam konsep modern. Kesan feminim dalam koleksinya menjadi gambaran Ditya untuk wanita Asia.

(ari/ari)

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait