Mengenal Motif Batik Sudagaran yang Tumbuh Subur di Luar Keraton Surakarta

Ari Kurniawan | 24 Maret 2019 | 23:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Nama Hartono Sumarsono sudah sangat familiar di kalangan pecinta batik. Setelah memulai bisnis batik berlabel Batik Kencana Ungu pada 1972 di Jakarta, ia mulai tertarik untuk menjadi seorang kolektor sekaligus pelestari kain tradisional Indonesia ini.

Berawal dari kekhawatirannya akan kelestarian kain batik, juga dengan semakin banyaknya keberadaan batik-batik langka yang mulai dijual-belikan oleh orang asing ke luar negeri, membuat Hartono terpanggil untuk membuat suatu karya. Lewat sebuah buku, ia mencoba untuk memberikan informasi seputar batik yang ada di seluruh Indonesia untuk generasi sekarang dan juga yang akan datang.

Hartono memulai langkahnya dengan berburu kain batik lawas dan langka, serta mencari narasumber yang mumpuni dalam hal perbatikan. Hartono sudah berhasil membuat empat buku, mulai dari Batik Pesisir Pusaka Indonesia, Benang Raja Menyimpul Keelokan Batik Pesisir, Batik Garutan, dan Batik Betawi.

Tahun ini, Hartono mengeluarkan buku kelimanya yang bertajuk Batik Sudagaran Surakarta. Buku itu dirilis di sela ajang Adiwastra Nusantara 2019, yang berlangsung di panggung utama hall B, JCC Senayan, Jakarta.

"Buku terbaru ini tentang batik Sudagaran Solo. Ini koleksi batik yang dibuat oleh saudagar di luar keraton. Di keraton sendiri tak sembarangan orang boleh menggunakan batik khas keraton. Dan ternyata batik karya saudagar ini tak kalah bagusnya dengan keraton," tutur Hartono.

Sesuai tema yang diangkat oleh Adiwastra Nusantara 2019, yaitu Wastra adati generasi milenial, Hartono pun berharap kalau bukunya ini bisa menjadi sebagai salah satu pondasi bagi kaum milenial untuk peduli erhadap budaya nusantara, khususnya batik. Dia pun mengaku membuat buku tentang batik itu wujud dari keinginan untuk membantu kaum milenial mencari referensi dalam hal batik.

Dalam buku-buku batik yang dikeluarkan oleh Hartono, memang mempunyai ciri khas dalam tampilan dan isi buku yang hampir 80 persen memuat gambar-gambar batik, dan sedikitnya ada sekitar 200 motif batik yang ditampilkan dari berbagai referensi. 

(ari/ari)

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait