Mengenal Keistimewaan Kain Ulos Khas Torang Sitorus

Ari Kurniawan | 8 Maret 2020 | 23:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ulos secara temurun dikembangkan oleh masyarakat Indonesia. Ulos biasanya dibuat seperti songket dengan menggunakan alat tenun. 

Seperti kain Tumtuman yang dikerjakan oleh Torang Sitorus. Menggunakan benang dari katun silk Jepang, kain ini terasa lebih lembut dan ringan. Menurut pria kelahiran Tarutung Tapanuli Utara, 24 September 1977, itu jenis kain Tumtuman kini cukup populer. 

"Kebanyakan kainnya itu kasar karena benang-benang sintesis. Karena mereka hanya terampil menenun tapi tidak paham kualitas bahan karena kan penenun atau pengrajin. Karya tenun itu harus didukung dengan bahan berkualitas baru dapat hasil yang terbaik," kata Torang Sitorus. 

Selain kualitas bahan, Torang pun menggunakan pewarnaan alam seperti indigo, kayu mahoni dan tanaman-tanaman yang ada di sekeliling Toba. Pemilihan warna pastel, merah, gold, kuning kunyit dan hitam mendominasi koleksinya. 

"Ada dua tipe warna, satu pewarnaan alam dan satu lagi shining yang silky cotton itu, orang-orang atau pasar kan menuntut kita untuk bikin kainnya jadi dari bahan-bahan yang berbeda," ucapnya. 

Karena keistimewaan kain ulos inilah yang menjadi alasan Torang untuk memamerkan karyanya di event Adiwastra Nusantara yang akan diadakan pada tanggal 24 - 29 Maret 2020 di Hall A & B, JCC, Senayan. Dia pun mempersiapkan kain adati tersebut selama enam bulan sebelum acara. Karena bagi Torang, event Adiwastra Nusantara merupakan tempat untuk menunjukkan dan membandingkan perubahan terhadap kain adati. 

"Adiwastra saya pikir bergengsi udah sepatutnya pengrajin-pengrajin di daerah itu dikasih kesempatan. Karena jujur tanpa sponsor kita susah. Sulit untuk diakses ke Jakarta. Ini kesempatan besar buat para pengrajin," terangnya. 

Tidak hanya memamerkan kain ulos saja di Adiwastra Nusantara, Torang juga akan memperkenalkan buku yang ditulisnya berjudul The Batak Ulos. Buku ini membahas semua jenis ulos dari setiap daerah di Sumatera Utara. 

"Memang belum rilis bukunya, tapi momen ini kita pakai untuk pra-launching, kita juga ingin perkenalkan di Adiwastra. Jadi tentang masing-masing kain disetiap daerah yang antik," tutup Torang.

(ari)

Penulis : Ari Kurniawan
Editor: Ari Kurniawan
Berita Terkait