Dampak Media Sosial Terhadap Perawatan Kecantikan Wanita Urban

Romauli Gultom | 16 Februari 2019 | 16:29 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tak dipungkiri saat ini tren perawatan kecantikan terus diminati. Bukan sekedar ingin cantik saja, tapi wanita ingin terus eksis dan mendapatkan pengakuan dari setiap orang khususnya di media sosial.

Kondisi tersebut membuat mereka ingin memiliki tampilan wajah yang lebih baik dan cantik, salah satunya membuat transformasi kecantikan. 

Pakar kecantikan sekaligus Founder dan President Director Miracle Aesthetic Clinic Group, dr. Lanny Juniarti, Dipl. AAAM, menjelaskan saat ini industri kecantikan telah memasuki era digital yang mempengaruhi perubahan di industri kecantikan. Media sosial bukan hanya menciptakan social network, akan tetapi juga akhirnya menyebabkan munculnya sosial beauty. 

"Saat ini kebutuhan untuk menjadi cantik bukan hanya personal, tapi sudah makin luas dengan adanya media sosial. Jadi tren digital sudah memberi dampak besar terhadap industri estetika secara global," ujar dr. Lanny Juniarti dalam acara “Aesthetic Outlook 2019: The Turn-around paradigm of Beauty 4.0” di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/2).

Padahal media sosial merupakan sarana untuk eksistensi dan aktualisasi diri bagi masyarakat. Namun, eksistensi diri seseorang di media sosial dapat menimbulkan dampak yang positif, atau menuai banyak kritik dan menimbulkan haters. Hal ini tentunya menimbulkan dampak pada sosial dan psikologi seseorang. 

"Dulu, dokterlah yang menentukan perawatan terbaik untuk pelanggan. Sekarang tantangannya beda. Mereka tak sekedar menyempurnakan tampilan wajah untuk meningkatkan percaya diri, tapi penampilan itu dapat menjadi pujian, sindiran, atau bahkan menjadi hujatan sehingga terbentuk beauty social," jelasnya.

Karena itu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, praktisi estetika dapat menyarankan perawatan apa yang tepat, untuk memenuhi apa yang menjadi keinginan klien. Namun, tetap memiliki kekhasan tampilan wajahnya, menjadi versi terbaik dari dirinya. Sehingga rasa percaya diri mereka semakin bertambah. 

"Praktisi kecantikan juga perlu memahami apakah perawatan kecantikan yang dilakukan dapat memberikan dampak yang baik pada kehidupan sosial mereka. Jangan sampai, misalnya wajah pelanggan malah menjadi bahan hujatan orang lain, seperti tidak proporsional maupun terlihat aneh. Hasilnya tentu harus membuat mereka percaya diri dan berdampak positif," jelasnya.
 

Penulis : Romauli Gultom
Editor: Romauli Gultom
Berita Terkait