Produk Kosmetik Ini Bisa Menyebabkan Luka Bakar, Berbahaya Jika Tersentuh Anak

Rizki Adis Abeba | 17 Juni 2019 | 23:15 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Menurut studi di jurnal Clinical Pediatrics yang dirilis pada Senin (17/06), kecelakaan yang terkait dengan produk kosmetik masih menjadi penyebab cedera yang banyak dialami balita. Setiap tahunnya rata-rata dokter Instansi Gawat Darurat di AS menerima sekitar 4300 anak yang mengalami cedera terkait produk kosmetik. Jumlah dan tingkatan cedera ini tidak mengalami perubahan signifikan selama 15 tahun belakangan.

Dalam studi yang dirilis di jurnal Clinical Pediatrics pada Senin (17/06) para peneliti mendefinisikan produk kosmetik sebagai produk yang "membersihkan, mempercantik, mempromosikan daya tarik, atau mengubah penampilan". Produk-produk ini termasuk pelembab rambut, cat kuku, pelembab wajah, minyak kulit, deodoran, dan kosmetik. 

Selanjutnya, produk-produk tersebut dikategorikan ke dalam lima kelompok, berdasarkan cara penggunaannya: perawatan kuku, perawatan rambut, perawatan kulit, pewangi dan lainnya yang meliputi deodoran dan kosmetik.

Kecelakaan yang paling umum berasal dari produk perawatan kuku (28,3 persen), diikuti oleh produk perawatan rambut (27 persen), produk perawatan kulit (25 persen) dan pewangi (12,7 persen). Sekitar 75 persen cedera terjadi ketika anak-anak menelan produk. Selain itu anak juga bisa terkena eksposur produk yang tersisa berasal dari kontak kulit atau mata. 

Namun jika ditanya produk kecantikan apa yang paling membahayakan anak? Para peneliti menyebut hair relaxer atau pelembut rambut dan hairfall permanent solution atau obat pencegah kerontokan dan penyubur rambut sebagai produk yang menyebabkan luka paling parah pada anak. 

"Kandungan bahan kimia yang terdapat pada produk perawatan rambut tersebut dapat mengakibatkan anak mengalami luka bakar akibat bahan kimia dan kemungkinan tiga kali lebih besar untuk dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan produk perawatan rambut ini," jelas Rebecca McAddams, rekan peneliti di Rumah Sakit Anak Nationwide di Ohio, AS, yang turut menulis penelitian ini. 

(riz)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor: Rizki Adis Abeba
Berita Terkait