Mitos & Fakta Seputar Penyakit Ginjal Pada Anak (1)

Wayan Diananto | 25 November 2018 | 06:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Anak kecil ternyata bisa terjangkit penyakit ginjal. Menurut data global, prevalensi gagal ginjal pada anak di Asia yakni 51 jiwa hingga 329 jiwa per 1 juta populasi anak. 

Sementara Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut tahun lalu terdapat 212 anak dari 19 rumah sakit di Indonesia yang mengalami gangguan ginjal hingga harus menjalani cuci darah.

Sayangnya, masih banyak salah kaprah seputar penyakit ginjal pada anak. Apa saja?

1.    Minuman kemasan merusak ginjal

Mitos. Spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr . Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K) menjelaskan minuman kemasan memiliki batas kandungan gula. Selama dikonsumsi secara wajar tidak serta merta merusak ginjal. Jika berlebih, memicu obesitas yang berpotensi menjalar ke ginjal.

“Yang memicu penyakit ginjal minuman dengan kandungan asam amino atau turunan protein yang membangun otot. Ini berbahaya jika diminum rutin. Ginjal memang untuk metabolisme protein. Namun minuman ini ibarat menyisakan sampah-sampah protein. Sampah protein dalam jumlah besar, bisa membahayakan kinerja ginjal,” ulas Eka. 

2.    Sunat menangkis penyakit ginjal

Fakta. Sunat salah satu cara mengurangi risiko terjadinya infeksi saluran kemih. Ketika bayi lahir, kulit kulupnya rapat sekali sehingga menyulitkan urine keluar dengan sempurna. Pasti ada sisa urine yang menetes atau mengendap di kulit kulup. Sunat menghilangkan risiko infeksi itu.

“Kulit kulup yang terlalu rapat membesarkan risiko terjadinya infeksi berulang. Ini harus dicegah agar tidak menjadi penyakit kronis. Manfaat jangka panjangnya, risiko si kecil mengalami penyakit ginjal kronis yang mengharuskannya cuci darah pun hilang,” Eka menukas.

bersambung

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor: Wayan Diananto
Berita Terkait