Fakta Baru Seputar Fenomena Stunting: Bayi Tak Butuh Banyak Serat
TABLOIDBINTANG.COM - 18 provinsi di Tanah Air memiliki angka stunting sebesar 30 hingga 40 persen. Bahkan, 11,5 persen di antaranya termasuk kategori anak sangat pendek. Para ibu diminta tetap waspada dengan mengenali gejala dan salah kaprah seputar stunting.
Salah kaprah kedua, kebiasaan ibu memberikan sayur-mayur kepada bayi. Sayur, kata Damayanti, bukan kebutuhan utama bayi. Sayur kaya serat. Bayi yang usianya di bawah 2 tahun belum butuh banyak serat. Yang dibutuhkan bayi adalah karbohidrat, lemak, serta protein untuk membentuk otak.
“Makanan pendamping ASI harus memenuhi apa yang kurang dari ASI. Kekurangan ini tak bisa dipenuhi oleh satu jenis makanan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan makanan keluarga yang teksturnya diperhalus untuk bayi Anda,” ujar Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K).
Ia mencontohkan nasi uduk pakai telur yang kaya karbohidrat, lemak, dan protein. Nasi uduk diblender sampai lembut, lalu diberikan kepada si kecil. Terkait bumbu nasi uduk, ibu tak perlu khawatir. Bayi Anda sudah mengenal bumbu sejak dalam kandungan.
“Rasa air ketuban itu sama dengan makanan yang selama ini Anda santap. Begitu pula ASI. Kalau Anda sering makan masakan pedas, ASI Anda pun punya sensasi pedas. Bayi Anda sudah biasa dengan itu. Kalau tiba-tiba Anda memberikan makanan dengan rasa hambar, ia akan menolak. Hal ini harus Anda pahami. Bayi juga boleh mengonsumsi makanan berminyak,” pungkas dia.
(wyn / gur)