Endoskopi PECD, Teknologi Baru Atasi Masalah Saraf Kejepit

Romauli Gultom | 23 Februari 2019 | 22:41 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Saraf kejepit seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi pengidapnya. Mereka menganggap saraf kejepit hanya bisa diatasi dengan operasi dan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh. Padahal, kini ada teknologi terbaru untuk mengatasi saraf kejepit tanpa operasi.

Hal tersebut diungkapkan dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS selaku Pakar Nyeri dari Lamina Pain and Spine Center yang dulu dikenal bernama Klinik Nyeri dan Tulang Belakang. Menurutnya, pasien saraf kejepit seringkali merasa takut untuk melakukan tindakan seperti operasi karena risikonya.

Dr. Mahdian menjelaskan untuk tahapannya akan dilakukan lebih dulu diagnosis HNP servikal dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik, neurologis, radiologis seperti CT-scan dan Magnetic Resonance Imaging(MRI).

Sebelum tindakan biasanya pasien akan diarahkan dulu untuk pengobatan dengan obat-obatan seperti nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID), steroid dan tirah baring (bed rest).

Karena sulitnya menjangkau dan menangani herniasi disk servikal ini, selama bertahun-tahun para ahli medis mencoba untuk menemukan berbagai teknologi untuk penanganan kasus ini. Secara historis berbagai pembedahan untuk menangangi tulang leher dianggap berisiko tinggi dan biasanya membuat pasien harus dirawat berhari-hari.

Dalam dua dekade terakhir, teknologi penanganan HNP sevikal terus berkembang. Setelah teknik bedah terbuka tak lagi populer karena berbagai risikonya, muncul teknologi lain, yakni  Anterior Cervical Discectomy and Fusion (ACDF) yang sampai saat ini masih dilakukan dokter di banyak belahan dunia termasuk Indonesia.

Karena kebutuhan untuk mendapatkan hasil pembedahan yang lebih baik dan harapan pasien untuk bisa lebih cepat sembuh itu para ahi kesehatan dunia akhirnya menemukan teknik bedah terbaru yang disebut Percutaneous Endoscopy.

Namun baru pada tahun 1990, Tajima dan kawan-kawan memperkenalkan teknik baru tersebut untuk penanganan HNP servikal, namanya Percutaneous Endoscopic Cervical Discectomy (PECD). Sering disingkat pula menjadi Endoskopi Servical.

Beruntung di Indonesia sejak 8 November 2018 lalu dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS telah menjadi dokter Indonesia yang menjalankan praktek PECD pada pasien pertama di RS Meilia Cibubur.

Dr. Mahdian mengungkapkan, memang tak mudah untuk mewujudkan teknik yang sudah dikenal sejak tahun 1990-an di negara lain ini baru bisa diterapkan di Indonesia.

“Masalah mahalnya alat yang harus di beli dokter atau rumah sakit, menjadi masalah yang harus menjadi perhatian bersama,” kata dr. Mahdian menjelaskan.

Dia menjelaskan, teknik PECD menganut dua pendekatan atau teknik yaitu anterior (depan) dan posterior (belakang). Keduanya bertujuan mengilangkan herniasi bantalan sendi tulang belakang yang menyebabkan penekanan pada saraf tulang belakang. Dengan bantuan penglihatan langsung melalui kamera endoskopi yang ditampilkan pada layar.

“Teknologi ini hanya dengan anastesi lokal, jadi tekniknya minimal invasive. Dengan begitu waktu pengerjaannya pun lebih singkat, risiko minimal, pemulihan lebih cepat dan kesuksesan bisa mencapai 90 persen,” ungkapnya.

Penulis : Romauli Gultom
Editor: Romauli Gultom
Berita Terkait