Mengenal Omega-3 dan 6 yang Mendukung Perkembangan Otak Si Kecil
TABLOIDBINTANG.COM - Sejak dulu, asam lemak omega-3 dan 6 dipercaya memaksimalkan pertumbuhan otak sekaligus menambah kecerdasan bayi. Masalahnya, banyak ibu yang masih belum paham dari mana kedua jenis asam lemak ini berasal.
Banyak pula yang meyakini asam lemak omega-3 dan 6 bisa didapat dari ikan laut. Ikan salem atau salmon kemudian menjadi primadona. Dalam presentasinya, Prof. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS dari Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor membeberkan, kandungan alfa-linolenat (ALA), asam eikosapentanoat (EPA) dan asam dokosaheksanoat (DHA) terbesar ada pada ikan lele dan lemuru.
“Konsumsi ikan oleh ibu selama kehamilan dan bayi setelah lahir berhubungan dengan skorperkembangan mental yang lebih tinggi. Asal ikan tidak terkontaminasi, makan ikan dalam jumlah sedang selama hamil membuat tumbuh kembang si kecil lebih optimal. Ikan lele memiliki ALA sebanyak 77,6 mg, EPA 36,9 mg, dan DHA 145,5 mg. Dalam ikan lemuru, ada ALA sebesar 12,6 mg, EPA 472,8 mg, dan DHA tertinggi, yakni 623 mg,” terang Ahmad di Jakarta, pekan lalu.
Bagi yang masih bingung dengan ALA, EPA, dan DHA, Ahmad memberikan penjelasan. Lemak disusun oleh trigliserida, yakni gabungan asam lemak dan zat gliserol. Saat dikonsumsi, lemak dicerna tubuh lalu diubah menjadi energi. Asam lemak yang telah dicerna terdiri asam lemak jenuh dan tak jenuh. Asam lemak tak jenuh dibagi dua, yakni tunggal dan ganda. Yang ganda ada banyak jenisnya. Salah satunya, asam esensial.
Asam esensial terdiri omega-3 dan 6. Omega-3 disusun oleh ALA, EPA, dan DHA. Sementara omega-6 terdiri atas linoleat dan arak hidronat. Baik omega-3 maupun 6 tidak dihasilkan tubuh. Untuk mendapatkannya, ibu dan bayi harus makan. “Dalam sepiring makanan, porsi lemak sebagai penunjang energi tidak boleh lebih dari 30 persen. Dari yang 30 persen ini, 10 persennya harus mengandung omega-3 dan 6,” Ahmad mengungkapkan.
Awam bilang, kekurangan omega-3 dan 6 menyebabkan anak menjadi kurang cerdas. Ahmad membenarkan seraya menjelaskan, otak bayi terdiri jutaan sel dan membran. Pembentukan sel dan membran dilakukan asam lemak. Pertanyaannya kemudian, mengapa asam lemak identik dengan ikan? Ahmad menyebut kandungan asam lemak omega-3 dan 6 pada ikan lebih banyak dibandingkan sayur dan buah. Rantai gizi DHA dan EPA pada ikan lebih panjang.
“Dalam sayuran, rantai gizinya hanya sampai C18. Pada ikan bisa mencapai C20 dan C22. Jumlah asam menentukan sifat elastisnya. Ini memengaruhi elastisitas otak si kecil,” Ahmad menyambung. Semakin elastis dan cair, si kecil semakin cerdas. Itu sebabnya orang bilang, mereka yang pintar memiliki otak encer. Terkait pengolahan ikan, tergantung selera ibu dan anak. Digoreng boleh asal tidak terlalu kering dan jangan berkali-kali.
(wyn / gur)